Komunikasi Inovasi Padi Toleran Rendaman Untuk Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim Dan Ketahanan Pangan Keluarga Petani
View/ Open
Date
2016Author
Suhaeti, Rita Nur
Hubeis, Aida Vitayala S.
Pranadji, Tri
Sarma, Ma’mun
Saleh, Amiruddin
Metadata
Show full item recordAbstract
Tantangan peningkatan produksi padi antara lain: (1) alih fungsi lahan; (2) kehilangan hasil saat panen dan pascapanen; dan (3) dampak negatif perubahan iklim. Hasil Litbang tentang padi diadopsi dalam waktu yang lama, misalnya Varietas Ciherang dilepas tahun 2001 baru diadopsi secara massal sejak tahun 2007. Penurunan sifat-sifat unggul Varietas Ciherang dikhawatirkan akan menurunkan produksi padi nasional. Salah satu varietas yang menjanjikan dan dapat ditanam di lahan rawan banjir atau tergenang adalah Varietas Padi Toleran Rendaman (PTR). Tujuan penelitian: (1) mengidentifikasi unsur-unsur komunikasi (SMCR) inovasi PTR pada keluarga petani padi di Provinsi Jawa Barat; (2) menganalisis tingkat difusi inovasi PTR pada keluarga petani padi di Provinsi Jawa Barat; (3) menganalisis faktor eksternal yang berpengaruh terhadap tingkat difusi inovasi PTR keluarga petani padi di Provinsi Jawa Barat; (4) menganalisis pengaruh tingkat difusi inovasi PTR terhadap adaptasi perubahan iklim dan ketahanan pangan keluarga petani di Provinsi Jawa Barat; dan (5) merumuskan strategi peningkatan difusi inovasi PTR untuk adaptasi pada perubahan iklim dan ketahanan pangan keluarga petani di Provinsi Jawa Barat. Kebaruan penelitian: (1) Sistem difusi inovasi PTR yang tidak terintegrasi dengan mekanisme pasar dan distribusi benih, memerlukan adanya “affirmative action”; (2) Komunikasi inovasi PTR tidak akan berhasil tanpa dukungan ketersediaan benih dan daya serap pasar; (3) Perempuan petani berperan lebih aktif dari lelaki petani dalam menyampaikan informasi inovasi PTR dan implementasinya; dan (4) Status sosial ekonomi petani berperan signifikan sebagai penghela difusi inovasi PTR, adaptasi petani pada perubahan iklim dan ketahanan pangan. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan survei yang bersifat deskriptif eksplanatori, terutama untuk menganalisis peubah komunikasi dalam proses difusi inovasi PTR untuk adaptasi terhadap perubahan iklim dan ketahanan pangan keluarga petani. Lokasi penelitian adalah di tiga kabupaten sentra-produksi padi yang rawan banjir/genangan yaitu Kabupaten Indramayu, Subang dan Karawang. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan, yaitu Mei-Juni 2015. Populasi penelitian adalah keluarga petani yang lahan sawahnya berada di wilayah rawan banjir di Kabupaten Indramayu, Subang dan Karawang Provinsi Jawa Barat, dan pada periode 2007-2009 mendapat bagian benih PTR. Dari 119 orang populasi penelitian, diambil sampel secara sengaja (purposive sampling) sebanyak 58 orang, yaitu keluarga petani yang dapat ditemui dan bersedia menjadi responden penelitian, selebihnya keluarga penerima pembagian benih PTR tersebut dalam kondisi sakit parah, meninggal dan pindah.
Hasil penelitian antara lain menunjukkan bahwa (1) Analisis unsur-unsur komunikasi: (a) penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang memiliki kompetensi tentang PTR dan dipercaya oleh petani walaupun menyampaikannya dengan
komunikasi satu arah; (b) kualitas hasil PTR menjadi pendorong adopsi inovasi di tingkat petani, walaupun ketersediaan dan penggunaannya menjadi faktor penghambat; (c) media komunikasi dominan diakses oleh petani adalah media elektronik seperti TV dan HP, namun belum dimanfaatkan dengan baik untuk menyampaikan informasi tentang PTR kepada petani; (d) profil keluarga petani PTR umumnya ukuran keluarga berukuran kecil, berpenghasilan rendah, luas penguasaan lahannya sempit, memiliki dua macam media, berstatus sosial rendah dan keterlibatan dalam organisasi petani tinggi; (e) Perempuan petani lebih aktif dalam menyampaikan informasi inovasi PTR dan melakukan pertukaran benih; (2) difusi inovasi PTR petani dicirikan dengan tingkat pengetahuan rendah, sedangkan tingkat persuasi dan keputusan menanam PTR ada pada kategori sedang; (3) faktor eksternal yang paling berpengaruh terhadap difusi inovasi adalah daya serap produksi PTR di pasaran dan kebijakan pemerintah tentang PTR; (4) Difusi inovasi PTR pada tingkat persuasi dan keputusan petani berpengaruh sangat nyata terhadap adaptasi perubahan iklim dan ketahanan pangan, namun pada tingkat pengetahuan petani berpengaruh nyata negatif terhadap adaptasi perubahan iklim dan tidak nyata terhadap ketahanan pangan; (5) perempuan petani lebih aktif menyampaikan informasi PTR secara informal; (6) strategi komunikasi inovasi untuk meningkatkan difusi inovasi PTR dalam konteks adaptasi perubahan iklim dan ketahanan pangan adalah dengan memperbaiki semua jenis komunikator di semua tingkat, baik dalam hal kompetensi maupun kepercayaan dari petani; membentuk pesan/inovasi sesuai kebutuhan nyata petani; menyelenggarakan media komunikasi yang cocok (Demplot) sehingga dapat produksi tinggi dan laku di pasaran dan tentunya dengan membenahi sistem perbenihan yang merupakan “affirmative action” dalam produksi dan distribusi benih PTR; (7) sebaik apa pun unsur-unsur komunikasi inovasi PTR, jika tidak didukung dengan kebijakan pemerintah dan daya serap pasar, maka tidak akan terjadi adopsi dan difusi inovasi PTR seperti yang diharapkan.
Collections
- DT - Human Ecology [567]