Show simple item record

dc.contributor.advisorMaarif, Mohamad Syamsul
dc.contributor.advisorSukardi
dc.contributor.advisorRaharja, Sapta
dc.contributor.authorUlfah, Maria
dc.date.accessioned2016-04-13T01:56:35Z
dc.date.available2016-04-13T01:56:35Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79901
dc.description.abstractStudi risiko rantai pasok komoditi dalam produk pergulaan semakin mendapat perhatian masyarakat dewasa ini. Hal ini terkait semakin banyaknya risiko yang dihadapi dalam dunia bisnis dan industri. Saat ini, keluhan konsumen gula rafinasi cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Berbagai risiko yang terjadi dalam rantai pasok gula rafinasi antara lain terjadinya loss contain/ kehilangan isi (timbangan produk berkurang), terjadinya kontaminasi pada kemasan produk gula rafinasi, hasil produksi turun karena terganggunya pasokan batubara dan pasokan listrik, terjadi kerusakan mekanis, bencana alam dan masih banyak berbagai risiko lain yang menyebabkan gangguan pasokan sampai ke konsumen akhir menjadi terlambat sehingga merugikan konsumen (industri makanan, minuman dan pabrik farmasi). Berdasarkan risiko-risiko yang terjadi tersebut maka kondisi kinerja rantai pasok gula rafinasi saat ini masih kurang dari yang diharapkan. Berkaitan dengan adanya risiko dalam rantai pasok maka manajemen risiko berperan penting untuk menjaga agar sistem rantai pasok tidak terganggu. Manajemen risiko adalah bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen proses yang berjalan terus menerus untuk meminimasi kerugian dan meningkatkan kesempatan ataupun peluang. Proses manajemen risiko ini dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko, mitigasi, monitoring dan kemudian evaluasi. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang bangun model manajemen risiko rantai pasok gula rafinasi. Tahapannya adalah mengukur dan menganalisis kinerja rantai pasok gula rafinasi yang dapat memuaskan konsumen, menganalisis risiko atau gangguan yang berpeluang timbul, menghitung dan menganalisis nilai indeks prioritas risiko terhadap penyebab risiko-risiko, dan merancang bangun model manajemen risiko rantai pasok yang diwujudkan dalam framework kegiatan rantai pasok gula rafinasi. Penelitian ini menggunakan beberapa teknik untuk merancang bangun model. Pengukuran kinerja rantai pasok dikaji berdasarkan keinginan konsumen gula rafinasi menggunakan model Kano. Sampel konsumen gula rafinasi yang dijadikan responden adalah industri makanan, industri minuman dan industri farmasi. Proses manajemen risiko rantai pasok gula rafinasi terdiri dari empat proses yaitu mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi dan memitigasi risiko. Model manajemen risiko rantai pasok gula rafinasi dalam penelitan ini menggunakan model House of Risk (HOR) yang terdiri dari HOR 1 dan HOR 2. HOR 1 digunakan untuk proses identifikasi, analisis, dan evaluasi risiko sedangkan HOR 2 digunakan untuk penanganan risiko atau mitigasi risiko. Identifikasi risiko dan sumber risiko berdasarkan model Supply Chain Operations Reference (SCOR) yang terdiri dari lima dimensi yaitu plan, source, make, deliver dan return. Analisis risiko menggunakan metode Failure Mode and Effects of Analysis (FMEA). Skala yang digunakan dalam menentukan dampak tingkat suatu risiko (severity) menggunakan tingkat skala 1 - 10 (tidak ada efek gangguan – pasti iii terjadi efek gangguan) sedangkan skala yang digunakan dalam penentuan peluang kemunculan suatu sumber risiko (occurence) menggunakan tingkat skala 1-10 (tidak pernah terjadi - sering terjadi), serta korelasi (R) antara kejadian risiko (risk event) dan sumber risiko (risk agent) dengan skala 0, 1, 3, 9 dimana 0 menunjukkan tidak ada korelasi dan 1, 3, 9 menunjukkan berturut-turut rendah, sedang dan korelasi tinggi. Dari model HOR 1 diperoleh nilai Aggregate Risk Potentials (ARP) untuk masing-masing sumber risiko yang merupakan hasil dari perkalian severity, occurence dan korelasi. Hasil dari model HOR 1 diperoleh prioritas sumber risiko yang akan ditangani. Model HOR 2 ini menghasilkan aksi mitigasi risiko dari sumber risiko yang ditangani. Berdasarkan hasil verifikasi, model ini dapat mengidentifikasi risiko dan sumber risiko rantai pasok. Model ini juga dapat memberikan solusi tindakan penanganan/pengendalian yang harus lakukan untuk memitigasi risiko. Dengan menggunakan model ini strategi aksi mitigasi yang memberikan tingkat sumber daya yang efektif dan efisien dapat direalisasikan. Risiko yang mempunyai nilai risiko sedang dan tinggi perlu penanganan dan antisipasi pengendalian. Kemudian hasil validasi model dengan menggunakan metode face validation diperoleh bahwa model dapat diterapkan sebagai sarana untuk memanage risiko dengan merancang framework aksi mitigasi berdasarkan prioritas yang memberikan sumber daya yang efektif dan efisien. Hasil pengukuran dan analisis kinerja rantai pasok gula rafinasi masih terdapat kategori must be dan one dimensional pada bisnis proses rantai pasok gula rafinasi menurut pemetaan konsumen, sementara menurut pihak industri pengelola semua dimensi SCOR dari bisnis proses rantai pasok gula rafinasi terkategori one dimensional. Hasil identifikasi risiko didapatkan 47 risk event dan 47 risk agent. Berdasarkan analisis perhitungan aggregate risk potentials dan diagram Pareto diperoleh 24 sumber risiko yang akan ditangani dengan nilai ARP tertinggi (ARP=3320) yaitu sumber risiko terjadinya trouble/kerusakan mendadak (A6) dan penanganan/pengendalian sumber risiko tersebut dengan merencanakan & melaksanakan maintenance rutin (PA1). Berdasarkan klasifikasi tingkat risiko terdapat 11 sumber risiko yang terkategori risiko tingkat tinggi, sedangkan hasil aksi mitigasi yang akan dilakukan untuk menangani 24 sumber risiko diperoleh 22 aksi mitigasi. Kemudian hasil modifikasi model dengan menambahkan komponen atap dari model HOR diperoleh 14 aksi mitigasi yang lebih efektif untuk direalisasikan. Aksi mitigasi yang diprioritaskan untuk direalisasikan yaitu merencanakan dan melaksanakan maintenance rutin, kontrak dengan customer dalam jangka waktu 1 tahun, sosialisasi nomor telpon PIC transportir, menyiapkan buffer stock, training mengenai maintenance, meningkatkan koordinasi antar bagian, koordinasi dengan pihak transportir, briefing setiap hari, koordinasi dengan lingkungan sekitar, menggunakan bahan kimia seperlunya, training personal bagian penerimaan bahan baku, meningkatkan kontur operasional proses, koordinasi dengan user untuk senantiasa sesuai spesifikasi, dan update peralatan dengan model terbaru.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcManagementid
dc.subject.ddcDistributionid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcCilegon-Bantenid
dc.titleRancang Bangun Model Manajemen Risiko Rantai Pasok Gula Rafinasi.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordRisikoid
dc.subject.keywordmanajemen risikoid
dc.subject.keywordrisk eventid
dc.subject.keywordrisk agentid
dc.subject.keywordaksi mitigasiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record