Show simple item record

dc.contributor.advisorEffendi, Hefni
dc.contributor.advisorRiani, Etty
dc.contributor.advisorSaharuddin
dc.contributor.advisorIndrasti, Nastiti Siswi
dc.contributor.authorHamzah
dc.date.accessioned2016-04-13T01:55:33Z
dc.date.available2016-04-13T01:55:33Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79896
dc.description.abstractPermintaan nikel dunia yang terus meningkat setiap tahunnya, mendorong perusahaan tambang untuk meningkatkan produksi yang berdampak pada semakin luasnya bukaan lahan akibat eksploitasi. Hal ini berakibat pada semakin menurunnya kualitas lingkungan perairan pesisir di Kecamatan Pomalaa yang secara langsung mempengaruhi kehidupan masyarakat utamanya nelayan. Sistem penambangan yang diterapkan pada perusahaan penambangan nikel Pomalaa adalah sistem tambang terbuka (open cut mining). Kelemahan utama dari sistem tambang terbuka adalah besarnya volume material. Akibatnya adalah akan memberikan dampak negatif pada siklus hidrologi, peningkatan erosi tanah dan sedimentasi, penurunan kualitas air serta gangguan terhadap biota perairan. Karena aktivitas penambangan nikel di Pomalaa masih terus berlanjut dalam 30 tahun mendatang, maka dalam kerangka inilah penelitian ini dilakukan. Aktivitas penambangan bagaimanapun juga merupakan sumber devisa bagi negara, tetapi sedapat mungkin keberadaanya tidak merugikan masyarakat yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, agar aktivitas pertambangan terus berlanjut dan kegiatan masyarakat nelayan juga tidak terganggu, maka diperlukan langka-langkah strategis dalam pengembangan masyarakatnya. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menyusun strategi pengembangan masyarakat pesisir di kawasan tambang nikel Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Untuk mencapai tujuan utama tersebut, maka rumusan tujuan operasionalnya adalah: 1) Menganalisis karakteristik dan kondisi eksisting lingkungan perairan pesisir lokasi penambangan nikel Pomalaa-Sulawesi Tenggara, 2) Menganalisis status mutu perairan, besarnya beban pencemaran dan kapasitas asimilasi perairan pesisir lokasi penambangan nikel Pomalaa-Sulawesi Tenggara, 3) Menganalisi tingkat pengelolaan perairan pesisir lokasi penambangan nikel Pomalaa-Sulawesi Tenggara, 4) Menganalisis potensi dan sektor unggulan perikanan yang menjadi penggerak utama perekonomian masyarakat, 5) Menentukan strategi pengembangan masyarakat yang sesuai dengan karakteristik lingkungan pesisir lokasi penambangan nikel Pomalaa-Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan, berupa hasil pengukuran, pengambilan sampel, pengisian kuesioner dan hasil observasi lapangan. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber bacaan dan berbagai sumber lainnya seperti dokumen, peraturan dan laporan hasil penelitian yang terkait dengan topik penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari beberapa patemeter yang dihitung beban pencemarannya, paramater tembaga (Cu) dan Cadmium (Cd) telah melampaui kapasitas asimilasinya. Akibat besarnya tekanan terhadap kondisi lingkungan pada wilayah pesisir sebagai akibat dari adanya eksploitasi lahan tambang, menyebabkan dimensi ekologi, ekonomi, sosial dan teknologi kurang berkelanjutan. Olehnya itu diperlukan upaya strategis agar kehidupan nelayan dapat terus berlanjut. Pendekatan utama yang dilakukan adalah dengan pengembangan sektor unggulan perikanan khususnya, perikanan budidaya. Dengan analisis gabungan LQ dan DLQ, didapatkan bahwa komoditas unggulan perikanan budidaya yang dapat dikembangkan di kawasan pesisir lokasi tambang nikel Pomalaa adalah ikan lele dan udang vaname. Sementara ikan mas, teripang, kerapu dan bandeng merupakan komoditas andalan yang berpeluang menjadi komoditas unggulan. Dengan analisis AHP, penyusunan strategi pengembangan masyarakat pesisir di Kawasan Tambang Nikel Pomalaa dikembangkan dari isu-isu strategis yang dikaji dari dimensi ekologi, ekonomi, sosial, teknologi dan dimensi kelembagaan serta melibatkan berbagai stakeholders yaitu pemerintah daerah, perusahaan pertambangan, LSM, perguruan tinggi serta masyarakat. Hasilnya adalah pada pada level aktor, urutan skala prioritasnya adalah perusahaan tambang, pemerintah daerah, masyarakat, LSM dan perguruan tinggi. Pada level faktor, dimensi ekologi menempati prioritas utama yang diikuti oleh dimensi teknologi, ekonomi, kelembagaan dan sosial. Sementara pada level strategi, pengendalian pencemaran menjadi strategi prioritas utama yang diikuti oleh akses terhadap sumberdaya modal dan sumberdaya, penguatan kelembagaan, penanganan konflik dan revitalisasi checkdam.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcOceanographyid
dc.subject.ddcCoastal areasid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcSulawesi Tenggaraid
dc.titlePengembangan Masyarakat Pesisir Di Kawasan Tambang Nikel Pomalaa-Sulawesi Tenggaraid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordbeban pencemaranid
dc.subject.keywordsektor unggulanid
dc.subject.keywordpengembangan masyarakatid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record