dc.description.abstract | Perkembangan ruang kota di Pulau Laut menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan dari ruang terbuka hijau menjadi kawasan permukiman dan perkebunan, sehingga berkurangnya kemampuan tanah menyerap air yang dapat menyebabkan ketersediaan atau akses terhadap air menjadi sulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan penutupan lahan pada periode tahun 2001-2012 dan menduga pengendalian aliran permukaan sehubungan dengan keberadaan RTH di Pulau Laut. Metode yang digunakan berupa metode deskriptif kuantitatif dengan analisis Sistem Informasi Geografi (SIG) yang dikombinasi dengan ekstensi CITYgreen 5.4 dalam menduga manfaat kanopi pohon dalam pengendalian aliran permukaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa luas hutan mengalami penurunan selama 11 tahun (2001-2012). Berdasarkan analisis, keberadaan ruang terbuka hijau di Pulau Laut Timur, Utara, Barat dan Selatan masing-masing sebesar 65%, 66%, 69%, dan 64% mampu menyimpan biaya pembangunan infrastruktur buatan untuk mengendalikan aliran permukaan masing-masing sebesar Rp 501 381 065 618, -, Rp 110 930 546 437, Rp 47 724 362 364, - dan Rp 72 151 535 796, -. Berdasarkan perhitungan regresi berganda, luas ruang terbuka hijau berupa lahan pertanian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai jasa lingkungan sebesar 57.70%. | id |