Aklimatisasi Tanaman Anggrek Phalaenopsis Amabilis Hasil Perlakuan Kolkisin Dengan Level Ploidi Yang Berbeda
Abstract
Salah satu jenis anggrek yang telah dikenal oleh masyarakat luas akan keindahan bunganya adalah jenis Phalaenopsis amabilis atau yang lebih dikenal dengan nama lokal anggrek bulan. Anggrek Phalaenopsis hibrida asal Indonesia memiliki ketersediaan yang belum dapat bersaing dengan anggrek Phalaenopsis hibrida dari luar, sehingga hal tersebut menjadi salah satu penyebab tingginya nilai import anggrek hibrida di pasar Indonesia. Umumnya anggrek hibrida dari pasokan impor memiliki bunga yang lebih diminati konsumen karena memiliki mahkota dan kelopak bunga yang tebal dan besar. Bunga anggrek dengan mahkota dan kelopak yang tebal dan besar juga dapat diperoleh dengan cara penggandaan set kromosom. Salah satu cara untuk memperoleh tanaman dengan set kromosom yang mengganda adalah dengan pemberian kolkisin. Penelitian ini dilakukan di Rumah Angle (Anggrek Lele) yang berada di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Dramaga Bogor dan Laboratorium Kultur Jaringan I, Laboratorium Mikro Teknik, serta Laboratorium Biofisik dan Respirasi Benih Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB yang berlangsung pada bulan September 2014-Juni 2015. Perlakuan kolkisin diberikan dengan cara disungkup pada bunga fertilisasi yang dikastrasi dan pada kuncup bunga. Tidak terdapat perbedaan hasil yang nyata dalam pertumbuhan pada tahap aklimatisasi. Hasil pengujian sitologi pada 33 tanaman menunjukkanbahwa terdapat 8 tanaman dari bunga kastrasi hasil selfing memiliki level ploidi diploid dan 2 tanaman tetraploid, sedangkan perlakuan kolkisin pada kuncupbunga diperoleh 15 tanaman diploid, 5 tanaman triploid dan 3 tanaman tetraploid. Kata kunci: kastrasi, kromosom, level ploidi, uji sitologi