Show simple item record

dc.contributor.advisorPriyarsono, D S
dc.contributor.advisorJuanda, Bambang
dc.contributor.advisorRustiadi, Ernan
dc.contributor.authorJocom, Sherly G
dc.date.accessioned2016-03-15T03:36:00Z
dc.date.available2016-03-15T03:36:00Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79246
dc.description.abstractDi negara-negara berkembang termasuk Indonesia, kemiskinan umumnya merupakan fenomena umum di perdesaan dan pertanian. Berbagai kajian tentang kemiskinan di Indonesia menunjukkan bahwa penurunan kemiskinan di daerah perdesaan merupakan penyumbang terbesar terhadap penurunan kemiskinan secara agregat, dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu komponen terpenting dari upaya pengurangan kemiskinan (poverty reduction) di Indonesia. Sebagai salah satu provinsi baru pemekaran dari Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Gorontalo berkembang pesat dan menjadi salah satu provinsi yang diperhitungkan di Kawasan Timur Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ternyata tidak serta merta menurunkan kemiskinan di Provinsi Gorontalo. Fenomena menarik yang terjadi di Provinsi Gorontalo adalah meskipun laju pertumbuhan ekonomi meningkat dari waktu ke waktu namun tingkat kemiskinan di Provinsi Gorontalo juga sangat tinggi dengan laju penurunan kemiskinan di daerah perdesaan lebih cepat dibandingkan di daerah perkotaan. Himanshu et al. (2011) menawarkan solusi untuk mengatasi persoalan kemiskinan di kawasan perdesaan dengan transformasi perdesaan melalui diversifikasi non pertanian. Junaidi 2012 selanjutnya mengkaji transformasi perdesaan melalui tahapan perkembangan desa yang dikemukakan oleh Rustiadi et al. (2009). Di Indonesia, Grootaert (2001), Miller et al. (2006) dan Brata (2004) menunjukkan bahwa modal sosial menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi masalah kemiskinan, kesehatan, pendidikan dan ketersediaan modal di tingkat rumah tangga. Budaya Huyula sebagai salah satu wujud dari modal sosial di Provinsi Gorontalo mulai terkikis (Yunus, 2013). Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis faktor-faktor yang berkaitan dengan kemiskinan perdesaan di Provinsi Gorontalo (2) Mengidentifikasi komponen/dimensi modal sosial yang dominan di perdesaan Provinsi Gorontalo (3) Menganalisis pengaruh dimensi modal sosial (trust, network dan norm) dan interaksi masing-masing dimensi terhadap kemiskinan di Provinsi Gorontalo (4) Menganalisis keterkaitan antara modal sosial (trust, network dan norm) dan kemiskinan perdesaan pada berbagai tingkat perkembangan desa di Provinsi Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Logit dan Model Persamaan Struktural (Structural Equation Modeling). Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Untuk melihat pengaruh modal sosial terhadap kemiskinan, dipilih dua kabupaten yaitu Kabupaten Gorontalo yang relatif dekat dengan ibukota provinsi dan Kabupaten Pohuwato yang relatif jauh dari ibukota provinsi. Disamping itu Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato merupakan kabupaten dengan tingkat kemiskinan yang tinggi di Provinsi Gorontalo. Selanjutnya di pilih dua kecamatan di masing-masing kabupaten secara sengaja yaitu Kecamatan Tibawa dan Kecamatan Tolangohula untuk Kabupaten Gorontalo serta Kecamatan Randangan dan Kecamatan Popayato untuk Kabupaten Pohuwato yang memiliki jumlah penduduk miskin terbanyak serta memiliki jarak terdekat dan terjauh dari ibukota kabupaten. Pemilihan desa kemudian dilakukan di masing–masing kecamatan sebanyak empat desa dan masing-masing desa ditetapkan jumlah sampel sebanyak 40 responden yang terdiri dari 20 rumah tangga miskin dan 20 rumah tangga tidak miskin, sehingga total populasi adalah 640 rumah tangga. Pemilihan desa didasarkan pada tahap perkembangan desa yang dikemukakan oleh Rustiadi dan diperbaharui oleh Junaidi (2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) faktor yang berkaitan dengan kemiskinan kawasan perdesaan di Provinsi Gorontalo adalah modal manusia yang direpresentasikan dengan umur, pendidikan kepala keluarga dan jumlah tanggungan kepala keluarga, modal fisik yaitu akses terhadap energi listrik (PLN) dan akses terhadap telekomunikasi, modal finansial berupa kepemilikan modal fisik, modal sumberdaya alam yaitu domisili dekat hutan serta modal sosial yang di proxy dengan partisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan dan jumlah jam kerja (2) komponen dominan yang membentuk modal sosial di perdesaan Gorontalo adalah rasa percaya (3) komponen atau dimensi yang memiliki keterkaitan dengan kemiskinan di perdesaan Gorontalo adalah norma, jaringan dan interaksi rasa percaya dan jaringan (4) desa-desa yang memiliki taraf perkembangan yang lebih maju dicirikan dengan keragaman bentuk-bentuk modal sosial yang berpengaruh dalam pengurangan kemiskinan di Provinsi Gorontalo.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcRegional Planningid
dc.subject.ddcPlanning of Districtid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcGorontaloid
dc.titleKeterkaitan Antara Modal Sosial Dan Kemiskinan Menurut Tahapan Perkembangan Desa Di Provinsi Gorontalo.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordModal sosialid
dc.subject.keywordinteraksiid
dc.subject.keywordperdesaanid
dc.subject.keywordmodel persamaan strukturalid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record