Show simple item record

dc.contributor.advisorFuah, Asnath Maria
dc.contributor.advisorNuraini, Henny
dc.contributor.advisorDiapari, Didid
dc.contributor.authorSianturi, Susi Jayanti
dc.date.accessioned2016-03-10T02:58:00Z
dc.date.available2016-03-10T02:58:00Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79150
dc.description.abstractSorgum (Sorghum bicolor L.) merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia karena mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi. Biji sorgum potensial digunakan sebagai pakan konsentrat karena termasuk dalam bahan sumber karbohidrat (73g/100g) dengan kandungan energi metabolisnya mencapai 3212 kkal kg-1(NRC 1994). Sorgum juga mempunyai kandungan protein yang tinggi (12.99%) dan lemak yang rendah (2.34%) dibandingkan jagung dengan kandungan protein (8.7%) dan karbohidrat (72.4 g/100g). Biji sorgum potensial digunakan sebagai pakan konsentrat, namun terdapat faktor yang menjadi pertimbangan dalam penggunaan sorgum yaitu kandungan tannin sehingga penelitian ini perlu dilakukan untuk mengevaluasi nilai mutu daging baik secara fisik maupun kimia, serta profil otot daging kambing dan domba lokal yang diberikan pakan berbasis sorgum yang dipelihara secara intensif. Enam ekor kambing Kacang dan enam ekor domba Garut umur kurang dari satu tahun dipelihara secara intensif selama 100 hari. Pakan yang diberikan adalah konsentrat berbasis sorgum (20% bulir sorgum). Daging bagian Longissimus dorsii di analisis berdasarkan kualitas fisik, kimia dan histologi ototnya. Analisa kualitas fisik meliputi uji warna, keempukan, daya mengikat air dan susut masak. Analisa kualitas daging secara kimia meliputi uji kadar protein, kadar lemak, kadar kolesterol, kadar karbohidrat, kadar air dan abu. Profil histologi daging dianalisis dengan menggunakan pewarnaan Haematoxylin-Eosin (HE) standar (Kiernan, 1990) dan pewarnaan jaringan ikat dengan Masson Trichrome (Kiernan, 1990). Parameter yang diamati adalah luas penampang otot, luas fasikulus, jumlah otot per fasikulus, persentase area otot per fasikulus, persentase jaringan ikat perfasikulus, jarak antar fasikulus dan persentase jaringan ikat dalam jarak fasikulus. Berdasarkan hasil diperoleh rataan kualitas fisik daging meliputi nilai pH daging, pH daging kambing (6.03±0.10) dan pH daging domba (5.79±0.08). Daging kambing dan domba keduanya tergolong daging sangat empuk, dimana keempukan daging kambing (2.73±0.33 kg cm-2) dan daging domba (1.86 ±0.23 kg cm-2). Lemak pada daging kambing lebih rendah (2.00 ±0.56) dari daging domba (4.78 ±1.77). Profil otot daging dapat menggambarkan kualitas daging. Daging domba memiliki luas fasikulus yang lebih besar, jumlah otot per fasikulus lebih sedikit dan jarak antar fasikulus lebih panjang, sehingga secara mikroskopis kualitas daging domba lebih baik dari daging kambing. Pakan berbasis sorgum menghasilkan kualitas daging yang baik, yang ditunjukkan kualitas fisik, kimia dan profil histologi daging yang berada pada kisaran normal.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAnimal husbandryid
dc.subject.ddcGoatid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleKualitas Fisik, Kimia Dan Histologi Daging Kambing Kacang Dan Domba Garut Yang Diberikan Pakan Berbasis Sorgum.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordsorgumid
dc.subject.keywordkualitas dagingid
dc.subject.keywordhistologi dagingid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record