Show simple item record

dc.contributor.advisorYulianda, Fredinan
dc.contributor.advisorBoer, Mennofatria
dc.contributor.authorSimarangkir, Omega Raya
dc.date.accessioned2016-03-10T02:56:29Z
dc.date.available2016-03-10T02:56:29Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79139
dc.description.abstractPerubahan iklim telah menjadi tekanan terbesar bagi terumbu karang di seluruh dunia dengan salah satu tekanan paling serius adalah kejadian pemutihan karang massal yang berhubungan dengan peningkatan suhu air laut. Pada tahun 2010 terjadi pemutihan karang di beberapa kawasan terumbu karang dunia. Perairan Amed merupakan salah satu kawasan terumbu karang yang mengalami dan terdampak kejadian tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan komunitas karang keras, tingkatan resiliensi terumbu karang dan merumuskan strategi pengelolaan terumbu karang berkelanjutan berdasarkan hasil kajian resiliensi pasca pemutihan karang di Amed. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga Agustus 2013 di pesisir Amed dengan tiga titik pengamatan yaitu Jemeluk, Lipah, dan Japanese Shipwreck. Metode survei digunakan dalam penelitian ini, dengan data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan menggunakan metode survei sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur terkait. Data komposisi penutupan substrat dasar diperoleh dengan menggunakan metode point intersept transect (PIT). Rekruitmen karang disurvei dengan metode quadrant transect. Ikan herbivora disurvei dengan metode underwater visual census (UVC). Data-data yang merupakan parameter resiliensi diberi nilai dengan sistem skoring. Strategi pengelolaan dirumuskan berdasarkan hasil penilaian resiliensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2013 komunitas karang keras di Amed mengalami pemulihan yaitu rataan persentase tutupan karang keras mengalami peningkatan menjadi 49.00% sedangkan tutupan makroalga mengalami penurunan menjadi 0.67%. Lipah merupakan lokasi dengan nilai resiliensi tertinggi 4.36, kemudian Japanese Shipwreck 3.91, dan Jemeluk 3.45. Berdasarkan kajian resiliensi, Lipah direkomendasikan sebagai prioritas daerah kelola, Japanese Shipwreck sebagai lokasi pengelolaan ikan herbivora, dan Jemeluk sebagai lokasi rehabilitasi terumbu karang dengan terumbu buatan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFisheriesid
dc.subject.ddcCoral Reefid
dc.subject.ddc2013id
dc.subject.ddcBaliid
dc.titleKajian Resiliensi Pasca Pemutihan Karang Sebagai Dasar Pengelolaan Terumbu Karang Berkelanjutan (Studi Kasus Pesisir Amed Bali).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAmedid
dc.subject.keywordBaliid
dc.subject.keywordkarang kerasid
dc.subject.keywordpemutihan karangid
dc.subject.keywordresiliensiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record