Analisis Perkembangan Wilayah Dan Arahan Prioritas Penanganan Jaringan Jalan Di Kabupaten Bogor.
View/Open
Date
2015Author
Riadi, Alan
Sitorus, Santun R P
Mansyur, Umar
Metadata
Show full item recordAbstract
Penetapan suatu strategi pembangunan memerlukan suatu penelitian untuk menganalisis tingkat perkembangan ekonomi wilayah untuk menjadi acuan dalam menentukan prioritas penanganan jaringan jalan yang ada di Kabupaten Bogor. Hasil penelitian tersebut diharapkan bisa dijadikan dasar bagi Pemerintah Daerah dalam merumuskan strategi kebijakan pembangunan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah serta dalam mengembangkan sistem jaringan jalan berdasarkan fungsi, kelas, dan status jalan. Tujuan penelitian adalah: (1) Menganalisis tingkat perkembangan aktivitas ekonomi wilayah di Kabupaten Bogor; (2) Menganalisis sektor ekonomi basis dan komoditas unggulan pertanian; (3) Menganalisis efisiensi pembangunan Wilayah (Pemanfaatan Sarana Prasarana; (4) Menganalisis tingkat hirarki wilayah; dan (5) Merumuskan arahan prioritas penanganan jaringan jalan untuk mendukung perkembangan wilayah. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode analisis Entropi, Analisis Location Quotient (LQ), Shift Share Analysis (SSA), Analisis Skalogram, Analisis DEA dan analisis MCDM (AHP-TOPSIS). Hasil analisis Entropi menunjukan bahwa Indeks entropi/ perkembangan wilayah Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bogor dengan nilai diatas rata-rata nilai indeks (0,0957) hanya berjumlah 10 kecamatan dari 40 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor. Hal ini menunjukkan, secara umum perkembangan proporsi keragaman sektor perekonomiaan di Kabupaten Bogor belum cukup baik. Kecamatan di Kabupaten Bogor sudah mulai mengalami transformasi mengarah kepada kawasan perkotaan dimana sudah terjadi pergeseran sektor ekonomi dari primer ke sekunder dan tersier. Khususnya di 7 Kecamatan (Sukaraja, Babakan Madang, Cileungsi, Gunung Putri, Citeureup, Cibinong Bojong Gede) yang tidak memiliki Keunggulan Komparatif di kelompok sektor ekonomi primer. Dari segi keunggulan kompetitif dapat dijelaskan bahwa subsektor buah – buahan dan subsektor perkebunan rakyat mengalami pertumbuhan yang lambat di Kabupaten Bogor. Subsektor pertanian tanaman pangan, sayuran, perikanan dan peternakan mengalami pertumbuhan yang cepat di Kabupaten Bogor. Tingkat hirarki wilayah Kabupaten Bogor tahun 2013 masih banyak kecamatan yang berada pada hirarki III, jumlahnya sebanyak 57,5 persen (23 kecamatan) di Kabupaten Bogor yang masih berada di hirraki III (kurang maju). Kecamatan yang berada pada hirarki II sebanyak 32,5 persen (13 kecamatan) dan kecamatan yang berada pada hirarki I sebanyak 10 persen (4 kecamatan). Secara umum keberadaan jumlah dan kondisi sarana prasarana yang ada di tiap kecamatan belum secara efisien mendorong peningkatan PDRB. Hal tersebut dimungkinkan terjadi karena kelengkapan jumlah dan kondisi prasarana jalan di kecamatan tersebut tidak sebanding dengan capaian PDRB. Arahan prioritas penangan jaringan Jalan menunjukan bahwa prioritas penanganan jaringan jalan adalah sebagai berikut: (1) Cileungsi; (2) Cibinong; (3) Leuwiliang; (4) Cariu; (5) Gunung Putri; (6) Caringin; (7) Citereup; (8) Ciawi; (9) Ciomas; (10) Kemang; (11) Cisarua; (12) Dramaga; (13) Bojong Gede; (14) Parung; (15) Jonggol; (16) Cigombong; (17) Tanjungsari; (18) Tenjolaya; (19) Jasinga; (20) Babakan Madang; (21) Klapanunggal; (22) Tamansari; (23) Parung Panjang; (24) Sukaraja; (25) Cigudeg; (26) Cibungbulang; (27) Pamijahan; (28) Sukamakmur; (29) Leuwisadeng; (30) Rancabungur; (31) Ciampea; (32) Megamendung; (33) Tenjo; (34) Ciseeng; (35) Rumpin; (36) Nanggung; (37) Tajurhalang; (38) Gunung Sindur; (39) Cijeruk; dan (40) Sukajaya. Berdasarkan hasil penentuan arahan prioritas tersebut dan disesuaikan dengan biaya yang dibutuhkan serta anggaran yang tersedia, maka penanganan ruas jalan di Kabupaten Bogor dapat dilakukan dalam 4 Tahap. Tahap I penanganan jalan terhadap 16 Kecamatan, Tahap II penanganan jalan terhadap 9 Kecamatan, Tahap III penanganan jalan terhadap 11 Kecamatan, dan Tahap IV penanganan jalan terhadap 4 Kecamatan.
Collections
- MT - Agriculture [3859]