Analisis Pengelolaan Lingkungan Di Perkebunan Kelapa Sawit Batu Ampar Estate Pt Tapian Nadenggan Dalam Implementasi Indonesian Sustainable Palm Oil.
View/Open
Date
2015Author
Rachmawati, Namira Dita
Hariyadi
Thohari, Machmud
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) merupakan sistem usaha di bidang perkebunan kelapa sawit yang layak ekonomi, layak sosial, dan ramah lingkungan didasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia. ISPO terdiri dari 7 prinsip, 41 kriteria, dan 128 indikator yang harus dipenuhi sebagai persyaratan untuk penerapan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kinerja pengelolaan lingkungan perkebunan BAME Kabupaten Kotabaru berdasarkan persyaratan ISPO dan merumuskan langkah optimalisasi kinerja pengelolaan lingkungan perkebunan BAME untuk peningkatan berkelanjutan dalam implementasi persyaratan ISPO. Metode pengumpulan data dilakukan secara studi literatur, observasi lapangan dan kuesioner kepada pihak yang berkompeten dan berwenang terkait masalah yang diteliti. Analisis data dilakukan secara deskriptif melalui evaluasi kinerja pengelolaan lingkungan berdasarkan persyaratan ISPO serta melakukan identifikasi dan analisis permasalahan pengelolaan lingkungan perkebunan BAME. Rumusan optimalisasi untuk perbaikan kinerja lingkungan disusun sesuai dengan persyaratan ISPO dengan menggunakan metode SWOT yaitu instrumen perencanaan strategis dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkebunan BAME dapat memenuhi 63 indikator dari 65 indikator ISPO pada prinsip 1,2, dan 3 terkait pengelolaan lingkungan. Indikator yang belum terpenuhi antara lain indikator 1.2 tentang pembangunan kebun plasma untuk masyarkat sekitar dan indikator 3.3.5 tentang pelaporan pencegahan, penanggulangan dan pemantauan kebakaran. Oleh karena itu, perkebunan BAME memerlukan langkah perbaikan untuk mengoptimalkan kinerja dalam pengelolaan lingkungan terkait ISPO. Langkah optimalisasi untuk memperbaiki kinerja dalam pengelolaan lingkungan perkebunan BAME dilakukan menggunakan analisis SWOT dengan posisi Perkebunan BAME saat ini berada pada kuadran I yaitu strategi agresif dengan skor bobot (1.542, 1.571). Beberapa strategi telah dirumuskan untuk untuk mengoptimalkan kinerja pengelolaan lingkungan di perkebunan BAME yaitu strategi S-O (Strengths- Opportunities) antara lain melakukan kerjasama dengan masyarakat untuk mengolah limbah padat perkebunan menjadi pakan ternak, meningkatkan kinerja perusahaan untuk meraih penghargaan dalam bidang lingkungan guna mendapat kepercayaan dari masyarakat dan pasar dunia, menciptakan inovasi baru yang lebih efektif dalam mengelola lingkungan perkebunan dan merancang gagasan dan melakukan kerja sama dengan pemerintah dan masyarakat untuk mengolah TKS menjadi bioethanol. Kata kunci: perkebunan kelapa sawit, pengelolaan lingkungan, ISPOIndonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) merupakan sistem usaha di bidang perkebunan kelapa sawit yang layak ekonomi, layak sosial, dan ramah lingkungan didasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia. ISPO terdiri dari 7 prinsip, 41 kriteria, dan 128 indikator yang harus dipenuhi sebagai persyaratan untuk penerapan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kinerja pengelolaan lingkungan perkebunan BAME Kabupaten Kotabaru berdasarkan persyaratan ISPO dan merumuskan langkah optimalisasi kinerja pengelolaan lingkungan perkebunan BAME untuk peningkatan berkelanjutan dalam implementasi persyaratan ISPO. Metode pengumpulan data dilakukan secara studi literatur, observasi lapangan dan kuesioner kepada pihak yang berkompeten dan berwenang terkait masalah yang diteliti. Analisis data dilakukan secara deskriptif melalui evaluasi kinerja pengelolaan lingkungan berdasarkan persyaratan ISPO serta melakukan identifikasi dan analisis permasalahan pengelolaan lingkungan perkebunan BAME. Rumusan optimalisasi untuk perbaikan kinerja lingkungan disusun sesuai dengan persyaratan ISPO dengan menggunakan metode SWOT yaitu instrumen perencanaan strategis dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkebunan BAME dapat memenuhi 63 indikator dari 65 indikator ISPO pada prinsip 1,2, dan 3 terkait pengelolaan lingkungan. Indikator yang belum terpenuhi antara lain indikator 1.2 tentang pembangunan kebun plasma untuk masyarkat sekitar dan indikator 3.3.5 tentang pelaporan pencegahan, penanggulangan dan pemantauan kebakaran. Oleh karena itu, perkebunan BAME memerlukan langkah perbaikan untuk mengoptimalkan kinerja dalam pengelolaan lingkungan terkait ISPO. Langkah optimalisasi untuk memperbaiki kinerja dalam pengelolaan lingkungan perkebunan BAME dilakukan menggunakan analisis SWOT dengan posisi Perkebunan BAME saat ini berada pada kuadran I yaitu strategi agresif dengan skor bobot (1.542, 1.571). Beberapa strategi telah dirumuskan untuk untuk mengoptimalkan kinerja pengelolaan lingkungan di perkebunan BAME yaitu strategi S-O (Strengths- Opportunities) antara lain melakukan kerjasama dengan masyarakat untuk mengolah limbah padat perkebunan menjadi pakan ternak, meningkatkan kinerja perusahaan untuk meraih penghargaan dalam bidang lingkungan guna mendapat kepercayaan dari masyarakat dan pasar dunia, menciptakan inovasi baru yang lebih efektif dalam mengelola lingkungan perkebunan dan merancang gagasan dan melakukan kerja sama dengan pemerintah dan masyarakat untuk mengolah TKS menjadi bioethanol.