Analisis Daya Saing Sektor Industri Prioritas Indonesia Dalam Menghadapi Pasar Asean.
View/ Open
Date
2015Author
Isventina
Nuryartono, Nunung
Hutagaol, M Parulian
Metadata
Show full item recordAbstract
Globalisasi ekonomi merupakan suatu proses dimana semakin banyak negara yang terlibat langsung dalam kegiatan ekonomi global sehingga hubungan suatu negara dengan negara lainnya menjadi semakin terbuka. Indonesia terlibat aktif dalam perdagangan bebas internasional dengan menandatangani General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) yang menghasilkan pembentukan World Trade Organization (WTO) dan deklarasi Asia Pasific Economic Cooperation (APEC). Tidak kalah pentingnya, Indonesia bersama negara-negara di kawasan ASEAN lainnya juga sepakat membentuk perdagangan bebas ASEAN, yaitu ASEAN Free Trade Area (AFTA). Pembentukan AFTA mengukuhkan terbentuknya pasar tunggal ASEAN yang tujuannya adalah untuk menciptakan pasar yang terintegrasi antar negara anggota ASEAN dan sasarannya adalah meningkatkan daya saing ekonomi ASEAN sebagai product based dalam menghadapi persaingan di pasar dunia. Sejumlah langkah peningkatan daya saing dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap sektor industri prioritas yang dianggap strategis untuk diliberalisasikan menuju pasar tunggal ASEAN, antara lain industri Makanan dan Minuman, industri Tekstil, industri Pakaian Jadi, industri Kulit dan Barang dari Kulit, industri Kimia dan Barang-barang dari Bahan Kimia, industri Logam Dasar, industri Mesin dan Perlengkapannya serta industri Furnitur. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis daya saing sektor industri prioritas Indonesia di pasar ASEAN dan faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing sektor industri prioritas Indonesia dalam menghadapi pasar ASEAN sebagai dasar menentukan strategi-strategi yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing sektor industri prioritas Indonesia. Metode yang digunakan meliputi Revealed Comparative Advantage (RCA) dan analisis data panel. Periode penelitian adalah pada tahun 2001-2013 dan variabelvariabel yang digunakan, antara lain harga ekspor, produktivitas tenaga kerja, penambahan modal tetap dan nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat. Berdasarkan perhitungan tingkat daya saing dengan menggunakan RCA, menunjukkan bahwa sektor industri prioritas Indonesia berdaya saing (RCA>1) di pasar ASEAN, kecuali industri Kimia dan Barang-barang dari Bahan Kimia, industri Mesin dan Perlengkapannya serta industri Furnitur. Hal tersebut mengartikan bahwa Indonesia mempunyai keunggulan komparatif pada sebagian besar sektor industri prioritasnya, sehingga dapat digunakan untuk mendukung strategi pemerintah guna memperluas pasar industri nasional ke kawasan ASEAN. Sedangkan dari hasil analisis regresi data panel, menunjukkan bahwa harga ekspor merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap daya saing sektor industri prioritas Indonesia. Dalam hal ini, harga ekspor merupakan refleksi dari biaya produksi, dimana biaya produksi merupakan harga pembelian input oleh perusahaan eksportir untuk menghasilkan outputnya. Dengan demikian, tingginya biaya produksi menandakan bahwa harga pembelian input oleh perusahaan eksportir juga tinggi, sehingga harga ekspornya pun tinggi. Karena esensi daya saing adalah biaya yang relatif rendah, maka tingginya harga ekspor menunjukkan daya saingnya yang semakin menurun. Faktor yang berpengaruh lainnya adalah nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat dan produktivitas tenaga kerja. Depresiasi Rupiah dapat mendorong pertumbuhan ekspor yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya saing. Sementara itu, adanya pengembangan SDM menjadikan kebijakan industri yang awalnya berbasis buruh murah dan sumber daya alam dapat dikembangkan menjadi industri berbasis produktivitas yang didukung oleh SDM berkualitas serta ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi. Di sisi lain, variabel penambahan modal tetap tidak berpengaruh terhadap daya saing sektor industri prioritas. Hal ini disebabkan karena dampak terhadap peningkatan daya saing dari adanya penambahan modal tetap pada tahun tertentu tidak langsung dirasakan pada tahun tersebut, melainkan akan dirasakan pada beberapa tahun ke depan. Dengan demikian, berdasarkan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan metode RCA dan regresi data panel, upaya peningkatan daya saing sektor industri prioritas Indonesia dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah mengembangkan industri hulu dan industri antara berbasis sumber daya alam serta mengendalikan ekspor bahan mentah, mengembangkan SDM pelaku industri pada sektor industri prioritas Indonesia dengan pelatihan dan kegiatan inovasi, mengembangkan industri hilir serta peningkatan nilai tambah produk pada industri prioritas melalui kegiatan diversifikasi produk serta meningkatkan pola kerjasama dengan produsen negara lain di kawasan ASEAN melalui promosi sehingga dapat mendukung kegiatan diversifikasi pasar tujuan ekspor untuk produk-produk yang dihasilkan oleh sektor industri prioritas Indonesia ke arah yang lebih prospektif.
Collections
- MT - Economic and Management [2971]