Analisis Keragaan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perdagangan Bilateral Indonesia-Chili.
View/ Open
Date
2015Author
Nurkhotimah, Sawitri
Anggraeni, Lukytawaty
Purnamadewi, Yeti Lis
Metadata
Show full item recordAbstract
Secara konseptual perdagangan internasional terjadi karena adanya skala ekonomi dan spesialisasi. Sebagai upaya meningkatkan kinerja ekspor dan perluasan akses pasar ke negara-negara non tradisional, saat ini pemerintah Indonesia tengah mengkaji untuk meningkatkan level kerjasama perdagangan bilateral dengan negara Chili. Kecenderungan untuk mengadakan perdagangan bebas oleh negara-negara di dunia di berbagai kawasan untuk membuka peluang dan mengatasi hambatan perdagangan. Kerjasama dan perdagangan Indonesia-Chili diharapkan dapat membuka potensi yang jauh lebih besar dalam perdagangan kedua negara. Chili sebagai pintu gerbang perdagangan untuk kawasan Amerika Selatan dengan zona perdagangan bebas ZOFRI (Zona Iquaque) sehingga bisa melakukan re-ekspor di kawasan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis keragaan perdagangan bilateral Indonesia-Chili, mengidentifikasi komoditi unggulan ekspor Indonesia-Chili yang mempunyai daya saing dan derajat integrasinya, serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan bilateral Indonesia-Chili. Keragaan perdagangan dianalisis secara deskriptif, dimana pertumbuhan ekspor Indonesia ke Chili lebih rendah dibandingkan pertumbuhan impor dari Chili, dengan komoditi yang diperdagangkan adalah non migas. Kedua negara menganut strategi outward looking, dimana kedua negara mengandalkan sektor perdagangan luar negeri sebagai salah satu motor penggerak pembangunan negara. Hasil estimasi nilai Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Intra-Industry Trade (IIT) kedua negara menunjukkan komoditi unggulan ekspor dan impor Indonesia berdaya saing tinggi namun secara keseluruhan berada pada derajat integrasi satu arah (no integration). Berdasarkan nilai RCA dan indeks IIT maka komoditi unggulan terpilih untuk komoditi ekspor Indonesia ke Chili yaitu Nanas, Karet alam (TSNR), Teh hitam, Alas kaki olah raga, Surface-active prep, Video recording. Sedangkan komoditi unggulan terpilih untuk impor Indonesia adalah Minyak dan lemak ikan, anggur, katoda tembaga, bubur kertas,, dan tepung dan pellet ikan. Pada model ekspor Indonesia ke Chili, terdapat empat variabel bebas yang berpengaruh signifikansi terhadap ekspor Indonesia ke Chili sesuai dengan tanda yang diharapkan, yaitu GDP per kapita Chili dengan tanda positif, tarif Chili dengan tanda negatif, tanda negatif untuk dummy Sanitary and Phytosanitary Measure (SPS) Chili dan tanda positif untuk dummy Technical Barriers to Trade (TBT) Chili. Pada model impor terdapat dua variabel bebas yang signifikan mempengaruhi impor Indonesia dari Chili yaitu nilai tukar rill dengan tanda positif dan tanda negatif untuk dummy Sanitary and Phytosanitary Measure (SPS) Indonesia. Kedua model berpengaruh dengan kegiatan perdagangan tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil tersebut maka perlu adanya dukungan dan fasilitasi pemerintah kepada pelaku usaha dalam rangka memenuhi persyaratan terkait kebijakan SPS sehingga komoditi yang diekspor sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh kedua negara. Pentingnya fasilitasi dalam kegiatan promosi dan pameran dagang karena komoditi unggulan Indonesia memiliki daya saing tinggi namun nilai ekspornya rendah, sedangkan tingkat integrasi satu arah dapat ditingkatkan dengan meningkatkan investasi. Selain itu, pemerintah diharapkan lebih fokus kepada pembentukan kerjasama yang mengarah pada PTA (Preferential Trade Agreement) sebagai upaya penurunan/penghapusan tarif untuk komoditi unggulan terpilih Indonesia yang berdaya saing di pasar Chili, karena Chili masih menerapkan tingkat tarif rata-rata enam persen. Hasil penelitian ini menjadi penting untuk pemerintah dalam menetapkan kebijakan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kerjasama perdagangan.
Collections
- MT - Economic and Management [2971]