Keefektifan Beauveria Bassiana Terhadap Rayap Tanah Coptotermes Curvignathus
View/ Open
Date
2015Author
Ramdhania, Dewi
Achmad
Haneda., Noor Farikhah
Metadata
Show full item recordAbstract
Rayap merupakan hama penting bagi kehidupan manusia yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi di Indonesia. Rayap tidak hanya menyerang produk kayu, tetapi juga tanaman hidup dengan sebaran inang yang luas. Pengendalian rayap menggunakan termitisida sintetik telah banyak dilakukan karena dapat mengendalikan rayap secara cepat. Namun banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh termitisida sintetik seperti mengganggu kesehatan manusia, menyebabkan kerusakan lingkungan, dan menyebabkan hama sasaran menjadi resisten. Oleh karena itu penggunaan agensia hayati merupakan salah satu upaya untuk mengurangi implementasi termitisida sintetik karena dinilai lebih ramah lingkungan dan tidak menyebabkan resistensi pada rayap. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendapatkan media tumbuh padat dan cair yang paling sesuai untuk pertumbuhan diameter koloni dan biomassa isolat Beauveria bassiana; (2) menganalisis keefektifan tingkat kerapatan konidia B. bassiana dari berbagai jenis media tumbuh terhadap mortalitas rayap Coptotermes curvignathus. Penelitian mengenai respon pertumbuhan B. bassiana pada media padat dan cair dirancang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 1 faktor dengan faktor jenis media tumbuh. Sementara itu, aplikasi suspensi konidia B. bassiana terhadap rayap uji dirancang menggunakan rancangan acak lengkap faktorial (RAL Faktorial) dengan mengkombinasikan jenis media dan tingkat kerapatan konidia. Tiga jenis media padat dan cair digunakan untuk mendapatkan respon pertumbuhan diameter koloni dan biomassa B. bassiana. Pertumbuhan diameter koloni B. bassiana tercepat adalah pada media sabouraud dextrose agar with yeast extract (SDAY). Kemudian berturut-turut adalah koloni B. bassiana pada media potato dextrose agar (PDA) dan malt extract agar (MEA). Produksi biomassa tertinggi adalah isolat yang diinkubasi pada media sabouraud dextrose broth with yeast extract (SDBY), kemudian isolat pada media malt extract broth (MEB) dan potato dextrose broth (PDB). Sementara itu, suspensi B. bassiana dengan kerapatan 108, 106, dan 104 konidia ml-1 dari media PDB, MEB, dan SDBY diaplikasikan pada rayap uji C. curvignathus. Respon mortalitas rayap C. curvignathus akibat aplikasi B. bassiana pada berbagai tingkat kerapatan konidia menunjukkan bahwa, perbedaan jenis media tidak mempengaruhi virulensi suspensi konidia B. bassiana terhadap mortalitas rayap, namun perbedaan kerapatan konidia berpengaruh terhadap mortalitas rayap.
Collections
- MT - Forestry [1419]