PENGHITUNGAN TINGKAT EFISIENSI TEKNIS DAN PENGGUNAAN VARIABEL INPUT ALAT TANGKAP PURSE SEINE YANG BERBASIS DI PPP LAMPULO ACEH
Abstract
Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah mengukur efisiensi teknis alat tangkap purse seine yang berbasis di PPP Lampulo Aceh. Secara rinci penelitian ini ingin membandingkan efisiensi teknis dan penggunaan variabel input purse seine berdasarkan ukuran bobot kapal yang digunakan untuk operasi penangkapan ikan. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil survei terhadap komunitas nelayan di PPP Lampulo Aceh. Data dikumpulkan secara purposive, dengan mempertimbangkan keterwakilan setiap ukuran kapal yang digunakan dalam operasi penangkapan ikan. Data yang dikumpulkan dari sampel kapal adalah data output-input operasi penangkapan ikan. Sebagai output data adalah hasil tangkapan (kg), sedangkan input terdiri dari input tetap: ukuran kapal (GT) dan kekuatan mesin kapal (HP) serta input tidak tetap: panjang jaring, tinggi jaring, jumlah ABK, BBM, lampu, es, air tawar dan perbekalan yang digunakan selama operasi penangkapan ikan. Untuk menganalisis efisiensi teknis digunakan metode data envelopment analysis (DEA). Berdasarkan hasil perhitungan terhadap 52 kapal sampel diperoleh hasil bahwa, kapal yang paling efisien secara teknis adalah kapal purse seine dengan ukuran di atas 30 GT. Sedangkan kapal yang paling tidak efisien adalah kapal purse seine yang mempunyai ukuran dibawah 20 GT. Hasil analisis ini juga menunjukkan bahwa hampir semua variabel input berada dalam posisi yang tidak efisien, rata-rata kapal dalam kondisi kelebihan input produksi. Tujuh variabel input pada kapal yang berukuran < 20 GT mempunyai nilai variable input utilization (VIU) dibawah 1. Tidak berbeda dengan kapal yang berukuran < 20 GT, kapal yang berukuran 20-30 GT juga dalam kondisi tidak optimum, 7 variabel input mempunyai nilai VIU dibawah 1. Hasil penelitian ini menguatkan dugaan selama ini tentang gejala overfishing di perairan Indonesia, khususnya di perairan selat Malaka. Gejala ketidak-efisienan kapal penangkapan ikan adalah pertanda awal terjadinya overfishing. Ketika hasil tangkapan sudah tidak mampu lagi untuk menutupi input produksinya, maka nelayan akan menambah input produksinya sampai output produksi lebih besar daripada input produksinya. Bila kecenderungan ini berlangsung terus, maka akan terjadi kelebihan kapasitas penangkapan ikan (over fishing capacity) dan pada akhirnya menyebabkan over fishing. Berdasarkan pada hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kapal yang berukuran >30 GT mempunyai tingkat efisiensi teknis yang sempurna dibandingkan dengan ukuran yang lainnya. Secara umum kapal berada dalam kondisi tidak efisien, dan mempunyai tingkat penggunaan variabel input (VIU) dibawah 1.