Analisis Perwilayahan Pembangunan Dan Investasi Di Provinsi Bengkulu.
View/Open
Date
2015Author
Tatiana, Yana
Firdaus, Muhammad
Siregar, Hermanto J.
Hariyoga, Himawan
Metadata
Show full item recordAbstract
Provinsi Bengkulu adalah Provinsi yang ada di wilayah Indonesia Bagian Barat tepatnya di pulau Sumatera. Provinsi ini mengalami ketertinggalan dalam Pembangunan dibandingkan Provinsi lain di Pulau sumatera. Salah satu penyebab ketertinggalan provinsi ini adalah karena rendahnya kemampuan pembiayaan pembangunan yang berasal dari investasi. Minat investor di wilayah ini relatif rendah. Share pertanian terhadap PDRB di Provinsi Bengkulu masih relatif besar yaitu 38.34 persen, Hal ini menandakan masih belum berkembangnya pertumbuhan ekonomi di Provinsi ini. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1). Kondisi di Provinsi Bengkulu dalam kaitannya dengan struktur ekonomi, pola pertumbuhan dan penentuan sektor unggulan, dalam kaitan antar wilayah. (2). Iklim investasi yang ada di Provinsi, sekaligus perbaikan iklim investasi dalam kaitannya dengan usaha meningkatkan daya tarik daerah. (3). Faktor-faktor penentu yang menjadi daya tarik investor untuk menanamkan modalnya di Provinsi Bengkulu. (4). Sektor yang dapat mendorong percerpatan pertumbuhan ekonomi dalam kaitannya dengan usaha peningkatan investasi. Penelitian. Metode untuk perkembangan pembangunan di Provinsi Bengkulu dianalisis denga menggunakan Tipologi Klassen, Location Quation (LQ), Shiftshare, dan Kapasitas Fiskal. Metode untuk model faktor penentu iklim investasi menggunakan metode analisis regresi logistik. Metode untuk model faktor penentu investasi dianalisis dengan menggunakan metode regresi Panel. Variabel yang dipergunakan dalam analisis iklim investasi dengan regresi logistik meliputi akses lahan, infrastruktur daerah, Perizinan, Peraturan daerah, dan Biaya Transaksi. Analisis regresi logistic menggunakan data primer. Data yang diperoleh berasal kuesioner yang disebarkan kepada 33 responden yaitu PMA, PMDN dan usaha kecil yang ada di Propinsi Bengkulu. Variabel yang dipergunakan dalam analisis investasi industry adalah Pendapatan Domestik Regional Brutto (PDRB) perkapita, Infrastruktur jalan, infrastruktur listrik, infrastruktur air bersih, share pertanian terhadap PDRB, dan share pertambangan terhadap PDRB. Data yang dipergunakan dalam analisis regresi panel adalah data sekunder periode 2010-2013 berasal dari Biro Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, Departemen perindustrian dan Perdagangan, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Hasil analisis deskripsi menyatakan bahwa wilayah yang paling maju pertumbuhannya adalah Kota Bengkulu, kabupaten Rejang Lebong, dan Kabupaten Bengkulu Selatan. Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Selatan telah meninggalkan peranan pertanian sebagai sektor basis dan beralih ke sektor jasa dan transportasi. Sedangkan kabupaten Rejang Lebong pertumbuhan ekonominya sangat didominasi oleh sektor pertanian khususnya pertanian tanaman pangan dan holtikultura. Sektor ekonomi yang menjadi sektor basis dihampir seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu meliputi sektor pertanian dengan sub sektor tanaman pangan dan holtikultura, sektor pertambangan dan sektor Konstruksi. Walaupun menjadi sektor basis, dari ketiga sektor tersebut hanya sektor konstruksi yang pertumbuhan maju atau cepat, sedangkan sektor lain pertumbuhannya relatif lambat dibandingkan dengan kondisi di Provinsi Bengkulu. Hasil analisis data primer dengan mengunakan regresi logit memberikan hasil secara signifikan adanya pengaruh yang signifikan antara akses lahan, infrastruktur daerah, Perizinan, Peraturan daerah dan Biaya transaksi terhadap iklim investasi di Provinsi Bengkulu (chi square 29.029 dengan P value 0.00). Sedangkan secara parsial yang tidak memiliki pengaruh yang signifikan. dari seluruh faktor tersebut, hanya faktor perizinan saja (P value 0.116). Diantara seluruh faktor yang berpengaruh signifikan, faktor yang paling dominan pergerakannya dalam mendorong iklim investasi adalah akses lahan. Sedangkan faktor terlemah peranannya dalam menciptakan iklim investasi adalah Peraturan Daerah. Berdasarkan hasil tabulasi data diketahui bahwa kondisi akses lahan, infrastruktur daerah, perizinan, Peraturan daerah dan Biaya transaksi masih belum memadai. Hasil analis data sekunder dengan menggunakan analisis Regresi panel untuk mengetahui faktor penentu investasi industry total, industry pertanian, dan bukan pertanian memberikan hasil analisis adanya pengaruh yang signifikan antara PDRB perkapita, Infrastruktur jalan, pangsa pertanian pada PDRB, dan pangsa pertambangan pada PDRB terhadap investasi industri pertanian. Investasi industry bukan pertanian di Provinsi Bengkulu hanya dipengaruhi oleh kualitas tenaga kerja terdidik. Sedangkan hasil analisis faktor yang menentukan investasi industri total adalah PDRB, infrastruktur jalan, pangsa pertanian terhadap PDRB dan pangsa Pertambangan terhadap PDRB.