dc.description.abstract | Pertumbuhan ekowisata satwa liar yang terus meningkat di dunia tidak hanya penting dipandang sebagai penunjang perekonomian suatu negara, tetapi juga perlu dipetakan sebagai suatu strategi konservasi satwa dan habitatnya; yang selama ini cenderung bersifat cost center menjadi bersifat benefit center melalui kegiatan-kegiatan ekowisata. Di satu sisi gajah liar sulit dijumpai di alam bebas, di sisi lain kepuasan aktifitas ekowisata satwa liar salah satunya ditentukan oleh tingkat keberhasilan perjumpaan turis dengan satwa liar yang dijadikan objek ekowisata. Atas hal itu dianggap perlu untuk melakukan perancangan“spektrum potensi aktifitas ekowisata gajah” (SPAEG) di TNBBS. Studi dengan menggunakan pendekatan ecotourism scientific planning pada populasi gajah di Resort Pemerihan dan Way Haru. Teknologi GPS-collar untuk mendeteksi pola pergerakan dan home-range, sedangkan karakteristik habitatnya dianalisis dengan Citra Landsat TM-7 dengan Erdas Imagine. Perancangan SPAEG dengan memetakan potensi yang ada ke dalam “human-attracted points”. Analisis vegetasi dengan metode garis berpetak digunakan untuk mendapatkan kekayaan spesies, keanekaragaman spesies, kemerataan spesies, kerapatan spesies, frekuensi spesies dan dominansi spesies pada fase semai (seedling), pancang (sapling), tiang (pole) dan pohon (tree). Jumlah petak sebanyak 100 buah yang tersebar di di dalam home range gajah. Sementara itu, keberhasilan pengembangan ekowisata salah satunya ditentukan oleh keselarasan persepsi, motivasi dan preferensi diantara stakeholder. Ketidakselarasan tiga hal tersebut bukan hanya akan menyebabkan tidak efisien dan efektifnya proses pembangunan ekowisata yang dilakukan, melainkan juga dapat menjadi sumber kehancuran dari sumberdaya yang akan dibangun tersebut. Metode penelitian dengan menggunakan kuisioner tertutup, selanjutnya diuji dengan chi square serta disajikan secara deskriptif. Tujuan penelitian secara garis besar terdiri atas 3 bagian yaitu : (1) menganalisis kondisi home range dan karakteristik habitat terkait dengan pola pergerakan gajah (2) menganalisis keselerasan persepsi, motivasi dan preferensi masyarakat di sekitar home range gajah, pengunjung serta pengelola untuk perencanaan pengembangan ekowisata gajah dan (3) perancangan spektrum potensi aktivitas ekowisata gajah di dalam home range gajah. Pola pergerakan gajah di home rangenya yang cenderung berulang secara periodik menjadi potensi dalam pengembangan ekowisata. Home range gajah seluas 15 301.20 Ha; setara 32 kali luasan areal Camp Elephant Patrol (CEP) yang sejak 6 tahun lalu menjadi single focal pointekowisata gajah. Perancangan SPAEG berbasiskan karakteristik habitat menunjukan peningkatan keanekaragaman aktifitas ekowisata gajah dapat ditingkatkan kuantitas serta kualitasnya menjadi 30 variasi yang bisa didistribusikan sepanjang tahun pada home range. Hasil analisis vegetasi menunjukan kekayaan spesies pepohonan di dalam home range gajah teridentifikasi 255 spesies. Proporsi jenis pakan gajah dan proporsi kerapatan pakan, di hutan primer tergolong paling rendah dibandingkan dengan hutan sekunder, semak dan kebun. Intensitas kunjungan gajah tidak sebanding dengan tingginya keanekaragaman maupun kekayaan spesies di hutan. Walaupun hutan primer memiliki keanekaragaman tinggi dibandingkan hutan. Persepsi pasangan stakeholder ternyata hanya 60% saja yang “tidak berbeda nyata” atau selaras, sedangkan secara agregat, persepsi antara masyarakat, pengelola dan wisatawan hanya menunjukan 40% selaras. Agregat motivasi antara Masyarakat Pemerihan, Sumberejo dan Way Haru 60.3% tidak selaras, sedangkan agregat motivasi antara masyarakat, pengelola dan wisatawan 100% tidak selaras. Adapun agregat preferensi antara masyarakat, pengelola dan wisatawan 100% tidak selaras. | id |