Show simple item record

dc.contributor.advisorZakaria, Fransiska Rungkat
dc.contributor.advisorSyah, Dahrul
dc.contributor.advisorGiriwono, Puspo Edi
dc.contributor.authorChalid, Sri Yadial
dc.date.accessioned2015-12-10T06:57:05Z
dc.date.available2015-12-10T06:57:05Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77002
dc.description.abstractAlergi pangan merupakan reaksi abnormal sistem kekebalan tubuh dalam merespon protein alergen dari makanan dan termasuk reaksi hipersensitivitas yang diperantarai oleh antibodi IgE (IgE-mediated). Alergen memicu sistem imun mensintesis imunoglobulin E (IgE), kemudian IgE terikat pada permukaan sel mastosit. IgE yang terikat pada sel mastosit membentuk ikatan silang dengan alergen yang sama pada paparan selanjutnya dan merangsang degranulasi sel melepaskan mediator patologik seperti histamin, protease dan leukotrien. Mediator-mediator ini menyebabkan gatal, bentol, bengkak, sesak nafas, batuk, dan reaksi yang terberat disebut syok anafilaksis. Sampai saat ini pengobatan dan pencegahan alergi makanan yang terbaik adalah menghindari semua penyebab alergi. Menghindari konsumsi makanan tertentu sebaiknya berdasarkan uji alergi seperti SPT (Skin prick test) dan uji tantangan (food challenge). Skin prick test (SPT) atau uji cukit kulit merupakan uji klinis yang umum digunakan untuk menentukan alergen penyebab alergi. Bahan utama SPT disebut dengan reagen SPT yaitu ekstrak protein yang dicukitkan pada lapisan epidermis kulit lengan bagian volar. Penelitian ini bertujuan memproduksi ekstrak SPT dari kacang kedelai, kacang tanah, kacang bogor, udang jerbung, ikan tongkol dan kerang hijau yang berasal dari bahan pangan lokal. Ekstraksi protein kacang-kacangan dilakukan dengan metode pengendapan pada titik isoelektrik dan produk laut dengan larutan bufer fosfat. Kemudian ekstrak dilarutkan dengan phospat buffer saline (PBS) dan diencerkan dengan larutan gliserol-saline mengandung fenol steril, dikemas dalam botol vial 5 mL dan disebut dengan reagen SPT. Spesifikasi reagen SPT mengacu pada standar European Pharmacopoeia Monograph on Allergen Products 2010:1063 meliputi kadar protein dengan metode Bradford, profil protein dengan metode Sodium dodcylsulfate polyacrilamine gel electrophoresis (SDS-PAGE), immunoblotting untuk menentukan berat molekul protein alergen dan IgE spesifik dengan metode Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Reagen SPT diujikan pada 40 subjek alergi dan non alergi makanan. Hasil SPT dan IgE spesifik digunakan untuk menghitung sensitivitas dan spesifitas reagen SPT. Protokol penelitian ini sudah lolos kaji etik penelitian oleh Komisi Etik Penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro No.190/EC/FKM/2014. Rendemen dan recovery ekstrak protein kacang kedelai adalah 53.10% dan 23.50 g/100g kacang kedelai. Analisis SDS-PAGE mengidentifikasi sebanyak 14 pita protein dengan berat molekul:147 kDa, 102 kDa, 91 kDa, 82 kDa, 76 kDa, 66 kDa, 56 kDa, 30 kDa, 28 kDa, 23 kDa, 22 kDa, 20 kDa, 18 kDa dan 17 kDa. Sebanyak 14 subjek positif SPT dan hasil perhitungan sensitivitas dan spesifitas didapatkan sebesar 100%. Uji immunoblotting menunjukkan bahwa ekstrak protein kacang kedelai mengandung protein alergen dengan kisaran berat molekul antara 17 kDa sampai 61 kDa. Rendemen dan recovery ekstrak protein kacang tanah adalah 74.98% dan 30.43g/100g kacang tanah. Jumlah pita protein yang terdeteksi pada ekstrak kacang tanah sebanyak 10 pita dengan berat molekul: 122 kDa, 70 kDa, 57 kDa, 41 kDa, 37 kDa, 31 kDa, 20 kDa, 19 kDa, 18 kDa dan 17 kDa. Protein alergen kacang tanah ditunjukkan oleh pita dengan kisaran berat molekul antara 10 kDa sampai 49 kDa. Besarnya sensitivitas dan spesifitas reagen SPT kacang tanah adalah 90.9% dan 100% dengan tingkat kesalahan negatif 9.1%. Rendemen esktrak protein kacang bogor sebesar 53.58% dengan recovery sebesar 12.53g/100g kacang bogor. Sebanyak 14 pita protein ditemukan pada ekstrak kacang bogor dengan berat molekul:159 kDa, 115 kDa, 60 kDa, 51 kDa, 42 kDa, 36 kDa, 30 kDa, 27 kDa, 26 kDa, 22 kDa, 20 kDa, 19 kDa, 18 kDa dan 17 kDa. Hanya 4 protein yang bersifat alergen yaitu pita protein dengan berat molekul 26 kDa, 38 kDa, 41 kDa dan 48 kDa. Sebanyak 11 subjek dinyatakan positif SPT. Sensitivitas dan spesifitas reagen SPT kacang bogor masing-masing sebesar 90.9% dan100%. Ekstrak protein udang jerbung merupakan reagen SPT yang sangat sensitif dimana sebanyak 60% subjek dinyatakan positif SPT dan perhitungan sensitivitas dan spesifitas didapatkan sebesar 96% dan 93.3% dengan kesalahan negatif 4% dan kesalahan positif 6.7%. Sebanyak 12 pita protein terdeteksi pada SDS-PAGE dengan berat molekul:185 kDa,125 kDa, 103 kDa, 76 kDa, 72 kDa, 66 kDa, 51 kDa, 49 kDa, 43 kDa, 30 kDa, 23 kDa dan 18 kDa. Protein alergen ditemukan pada pita protein dengan berat molekul antara 31 kDa sampai 65 kDa. Besarnya rendemen dan recovery ekstrak protein udang jerbung adalah 57.91% dan 31.27 g /100g udang jerbung. Kadar protein ikan tongkol didapatkan sebesar 29.58% dengan rendemen dan recovery ekstrak protein ikan tongkol sebesar 60.96% dan 27.75g/100g ikan tongkol. Sebanyak 15 pita protein teridentifikasi pada ekstrak ikan tongkol dengan berat molekul: 152 kDa, 135 kDa, 97 kDa, 78 kDa,59 kDa, 49 kDa, 45 kDa, 34 kDa, 27 kDa, 24 kDa, 22 kDa, 21 kDa, 19 kDa, 18 kDa dan 17 kDa. Protein alergen ditemukan pada pita dengan berat molekul antara 12 kDa sampai 50 kDa. Ekstrak SPT ikan tongkol mempunyai sensitivitas dan spesifitas sebesar 79% dan 100% dengan kesalahan negatif (negative error) sebesar 21%. Rendemen ekstrak protein kerang hijau didapatkan sebesar 58.16% dan nilai recovery sebesar 25.29g/100g kerang hijau. Sebanyak 12 pita protein terdeteksi pada ekstrak kerang hijau dengan berat molekul: 117 kDa, 103 kDa, 70 kDa, 54 kDa, 46 kDa, 36 kDa, 29 kDa, 27 kDa, 22 kDa, 21 kDa, 19 kDa dan 18 kDa. Sensitivitas dan spesifitas reagen SPT kerang hijau didapatkan sebesar 86% dan 100% dengan tingkat kesalahan negatif (negative error) sebesar 14%. Protein alergen ditemukan pada pita protein dengan berat molekul antara 55 kDa sampai 79 kDa. Ekstrak SPT yang diproduksi dari bahan lokal Indonesia dapat digunakan untuk menentukan protein alergen dan sekaligus mampu mendiagnosis alergi makanan dengan sensitivitas dan spesifitas yang tinggi. Jumlah protein alergen pada setiap ekstrak sangat bervariasi dengan berat molekul yang berbeda-beda untuk masing-masing serum subjek, sehingga ekstrak SPT yang digunakan untuk uji cukit kulit harus dalam bentuk protein keseluruhan (whole) atau ekstrak kasar.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcFood Technologyid
dc.subject.ddcProtein food stuffsid
dc.titleProduksi Dan Aplikasi Ekstrak Protein Kacang- Kacangan Dan Produk Laut Sebagai Reagen Uji Alergi Makanan Dengan Metode Skin Prick Test (Spt)id
dc.subject.keywordKacang kedelaiid
dc.subject.keywordkacang tanahid
dc.subject.keywordkacang bogorid
dc.subject.keywordudang jerbungid
dc.subject.keywordikan tongkolid
dc.subject.keywordkerang hijauid
dc.subject.keywordIgE spesifikid
dc.subject.keywordskin prick testid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record