dc.description.abstract | Wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan berada di pesisir pantai hingga pegunungan, salah satu sentra peternakan ruminansia di Nusa Tenggara Timur yang pola penyediaan hijauannya bergantung pada hijauan domestik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi botani, potensi produksi bahan kering rumput dan kapasitas tampung serta potensi produksi nutrisi rumput pada padang penggembalaan di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juli 2013 di Kecamatan Mollo Utara, Noebeba dan Amanuban Selatan. Metode yang digunakan adalah survey lapang yaitu pengamatan pada padang penggembalaan. Pengambilan data primer terdiri dari 94 responden. Variabel komposisi botani, potensi produksi bahan kering rumput dan kapasitas tampung pada kondisi riil dianalisis secara deskriptif sedangkan data potensi produksi bahan kering rumput dan kapasitas tampung berdasarkan pengaturan pemotongan dianalisis menggunakan Rancangan Acak Kelompok berpola faktorial 3 x 2 dengan 5 kali ulangan dan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis rumput mendominasi padang penggembalaan di Kecamatan Mollo Utara, sedangkan jenis leguminosa mendominasi padang penggembalaan Kecamatan Noebeba dan Amanuban Selatan. Potensi produksi bahan kering rumput pada kondisi riil di Kabupaten Timor Tengah Selatan sebanyak 150 sampai 390 kg ha-1 thn-1 dapat menampung 0.24 sampai 0.63 ST ha-1 thn-1. Pengaturan pemotongan pada musim hujan maupun musim kemarau dengan interval pemotongan 1 bulan di Kecamatan Mollo Utara dan 2 bulan di Kecamatan Noebeba, Amanuban Selatan dapat meningkatkan (P<0.05) potensi produksi bahan kering rumput dan kapasitas tampung. Potensi produksi nutrisi rumput (bahan organik, protein kasar, dan lemak kasar) yang tertinggi adalah di Kecamatan Mollo Utara, sedangkan potensi produksi bahan kering rumput tertinggi di Kecamatan Noebeba dan Amanuban Selatan. Disimpulkan bahwa jenis rumput mendominasi padang penggembalaan di Kecamatan Mollo Utara, sedangkan leguminosa mendominasi padang penggembalaan di Kecamatan Noebeba dan Amanuban Selatan. Berdasarkan kondisi riil, potensi produksi bahan kering rumput dan kapasitas tampung rendah. Kondisi pengaturan pemotongan dengan interval 1 bulan di Kecamatan Mollo Utara dan dengan interval pemotongan 2 bulan di Kecamatan Noebeba dan Amanuban Selatan potensi produksi bahan kering rumput, kapasitas tampung dan produksi nutrisi serta kualitas meningkat. | id |