dc.description.abstract | Populasi kerbau belang mengalami penurunan yang sangat signifikan dalam beberapa tahun terakhir ini, sehingga menyebabkan spesies ini terancam mengalami kepunahan. Untuk mencegah hal tersebut, maka studi guna memperoleh data dasar reproduksi dan genetik kerbau belang perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas sperma epididimis berdasarkan variasi warna kulit kerbau, sehingga selanjutnya dapat dilakukan kajian lanjutan terhadap gen yang spesifik sebagai kandidat kuat pembawa mutasi yang menyebabkan munculnya warna belang. Dalam studi ini, kami membandingkan kualitas sperma segar dan post-thawing dari 12 ekor pejantan belang (yang terdiri dari tiga kelompok tipe belang berbeda, yaitu Saleko, Bonga, dan Lotong Boko), dengan sperma dari lima ekor pejantan hitam (normal). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan (P > 0.05) pada semua parameter yang diamati, baik pada semen segar maupun post-thawing. Persentase motilitas progresif post-thawing dari kelompok Saleko, Bonga, Lotong Boko dan Hitam, berturut-turut adalah 44%, 42%, 40% dan 42%. Sementara itu, daya tahan hidup dan keutuhan membran plasma post-thawing dari keempat kelompok tersebut adalah 64,9%; 65,2%; 62,6%; 62,7% dan 64,6%; 67,1%; 64,5%; 64,1%. Dapat disimpulkan bahwa kualitas sperma epididimis kerbau belang tidak dipengaruhi oleh perbedaan warna kulit. | id |