Penentuan titik kritis susut pasca panen pepaya (Studi kasus di sentra prodllksi pepaya di Kabupaten Sukabumi, Banyumas, Kebumen dan Boyolali)

Abstract

Data angka susut pasca panen pada setiap tahapan penanganan pascapanen dan aktor pascapanen pada jalur rantai pasok produk hortikultura sangat diperlukan untuk penentuan prioritas perbaikan penanganan pascapanen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jalur rantai pasok pepaya, mengamati penanganan pascapanen pepaya dan menentukan titik kritis susut pascapanen pepaya secara kuantitas dan kualitas pada tiap aktor pada jalur rantai pasok. lokasi penelitian adalah sentra produksi pepaya di Kabupaten Sukabumi, Banyumas, Kebumen dan Boyolali. Susut kuantitas didasarkan pada persentase kehilangan berat, sedangkan susut kualilas dihitung berdasarkan persentase jumlah buah yang mengalami penurunan harga akibat dari penurunan kulaitas buah yang terjadi di setiap tahapan pada jalur rantai pasok. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada tingkat pengepul tidak terjadi susut kuantitas, pada tingkat supplier terjadi susut kuantitas 0-15%, di tingkat pengecer 7 - 20%. Susut kualitas hanya terjadi pada tingkat pedagang grosir dan pengecer yaitu antara 4% - 25%. Susut kuantitas dan kualitas terbesar terjadi pada tingkat pengecer yaitu sebesar 20% dnn 25 % yang terjadi pada rantai pasok di Kabupaten Kebumen. Hasil studi ini rnemberikan gambaran dimana dan pada tahap Apa terjadinya. 1 titik kritis susut panen pada berbagai jalur rantai pasok di sentra produksi produksi papaya