Show simple item record

dc.contributor.advisorDaryanto, Arief
dc.contributor.advisorSiregar, Hermanto
dc.contributor.advisorHarianto
dc.contributor.authorHerdiawan, Didit
dc.date.accessioned2015-08-19T06:05:34Z
dc.date.available2015-08-19T06:05:34Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/76104
dc.description.abstractTujuan dari penelitian ini adalah ingin menganalisis pengaruh dari industri maritim dan distribusi pangan terhadap sistem ketahanan pangan nasional. Metode analisis yang digunakan adalah Second Order Structural Equation Modeling. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang terjadi selama ini bahwa di Indonesia masih banyak daerah yang mempunyai kerentanan yang tinggi terhadap kerawanan pangan, sedang di beberapa daerah lain terjadi surplus pangan. Daerah yang mempunyai kerawanan pangan tinggi telah dipetakan oleh World Food Programme yang berupa Food Insecurity Atlas (FIA) diterbitkan pertama pada tahun 2005 dan yang kedua pada tahun 2009, dimana sebagian besar daerah yang mempunyai tingkat kerawanan pangan tinggi adalah wilayah kepulauan terpencil. Kenyataan ini mengindikasikan bahwa persoalan yang harus segera diatasi adalah bagaimana mendistribusikan pangan dari daerah yang surplus pangan ke daerah yang rawan pangan. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebesar 248, yang terdiri dari unsur pemerintah baik pusat maupun daerah termasuk BUMN, dan unsur swasta yaitu pelayaran rakyat, galangan kapal, dan tokoh masyarakat di wilayah terpencil rawan pangan. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan penting yaitu: a). Industri maritim mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap sistem distribusi pangan di daerah terpencil dengan nilai estimasi 0.440 dengan CR = 3.430 dan P= 0.000; b). Model penelitian menunjukkan bahwa sistem distribusi pangan di daerah terpencil mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap sistem ketahanan pangan nasional dengan nilai estimasi = 0.131 dengan CR = 1.095 dan P = 0.002; c). Industri Maritim berpengaruh terhadap sistem ketahanan pangan nasional melalui sistem distribusi pangan dengan nilai estimasi = 0.476 dengan CR = 4.778, dan P = 0.000. Pengujian secara simultan terhadap model penelitian telah memenuhi seluruh kriteria fitting model yang diindikasikan dengan nilai Chi-Square kecil yaitu 735.186, RMSEA = 0.055, GFI = 0.842, CFI= 0.928, dan CMIN/DF = 1.447. Temuan penelitian ini memberi bukti bahwa industri maritim mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap sistem ketahanan pangan nasional melalui sistem distribusi pangan. Berdasarkan hasil temuan tersebut maka strategi yang tepat untuk meningkatkan sistem ketahanan pangan nasional pada sektor maritim adalah dengan meningkatkan perbaikan pada subsektor yang terkait langsung terhadap sistem distribusi meliputi industri pelabuhan, perkapalan, dan pergudangan.en
dc.language.isoid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subject.ddcManagementen
dc.subject.ddcFood distributionen
dc.subject.ddc2014en
dc.subject.ddcIndonesiaen
dc.titleIndustri Maritim dan Peranannya terhadap Distribusi Pangan di Wilayah Terpencil dalam Rangka Memperkokoh Ketahanan Pangan Nasionalen
dc.subject.keywordDistribusi Panganen
dc.subject.keywordIndustri Maritimen
dc.subject.keywordKetahanan Pangan Nasionalen
dc.subject.keywordModel Persamaan Terstrukturen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record