Pemanfaatan Kara Benguk (Mucuna Pruriens) sebagai Kandidat Growth Promoter Alami terhadap Performa Sapi Sumba Ongole
View/ Open
Date
2015Author
Yantika, Sichi Miki
Evvyernie, Dwierra
Diapari, Didid
Metadata
Show full item recordAbstract
Saat ini di dunia feedlot Indonesia sedang marak penggunaan senyawa β-agonis untuk memacu ternaknya agar menghasilkan performa lebih baik. Performa ternak yang didapatkan memang lebih baik namun keamanan pangan produk peternakan menjadi masalah ketika penggunaannya dilakukan. Penggunaan Mucuna pruriens diharapkan dapat menggantikan penggunaan senyawa terlarang tersebut. Mucuna pruriens yang dikenal sebagai kara benguk di Indonesia merupakan salah satu jenis leguminosa yang mengandung senyawa aktif antara lain L-dopa yang diduga dapat memacu pertumbuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai pemanfaatan kara benguk (Mucuna pruriens) sebagai kandidat growth promoter alami pada sapi Sumba Ongole. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan 4 perlakuan ransum dan 4 kelompok ternak dari 16 ekor sapi Sumba Ongole jantan periode finisher dengan rataan bobot badan 488±37.08 kg pada periode finisher. Ransum basal penelitian sebagai ransum control (P0) terdiri dari 15% jerami padi dan 85% konsentrat. Ransum perlakuan (P1) adalah P0 ditambah dengan 12% tepung biji kara benguk; P2 adalah P0 ditambah 16% tempe benguk; dan P3 adalah P0 dengan 200 mg raktofamin HCl (growth promoter sintetis). Parameter yang diukur adalah: konsumsi, rataan pertambahan bobot badan, efisiensi pakan, kondisi fisiologis ternak, metabolit darah, dan hematologis darah. Analisis data menggunakan ANOVA dan uji kontras ortogonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung biji kara benguk 12% dan tempe benguk pada level 16% dari BK pakan nyata (P<0.05) meningkatkan konsumsi bahan kering. Pada penggunaan tepung biji kara benguk nyata (P<0.05) meningkatkan pertambahan bobot badan, efisiensi pakan, dan IOFC. Rata-rata konsumsi bahan kering pakan berkisar 1.90-2.25 % / bobot badan, PBBH 1.11-1.57 kg/ekor/hari, efisiensi pakan 0.100-0.141, dan IOFC Rp. 18,798.06-37,035.38 ekor/hari. Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi metabolit dan hematologis perlakuan tepung biji kara benguk, tempe benguk, tidak memberikan pengaruh negatif pada ternak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian tepung biji kara benguk dengan dosis 12% ransum mampu mempertahankan status fisiologis, meningkatkan performa ternak dan tidak menimbulkan efek negatif terhadap ternak yang mengkonsumsinya.
Collections
- MT - Animal Science [1210]