Show simple item record

dc.contributor.advisorLatif, Hadri
dc.contributor.advisorIndrawati, Agustin
dc.contributor.authorDanial, Rifky
dc.date.accessioned2015-05-26T02:39:13Z
dc.date.available2015-05-26T02:39:13Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75310
dc.description.abstractKebijakan pemerintah mengimpor dan menghapus kuota impor daging dan sapi potong dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan protein hewani secara nasional yang sangat minim menimbulkan berbagai masalah yang perlu kita antisipasi bersama. Permasalahan yang muncul antara lain adanya cemaran residu bahan kimia toksik (mikotoksin, pestisida, obat hewan dan hormon) pada produk peternakan yang masuk ke Indonesia yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan konsumen tersebut. Salah satu residu yang membahayakan manusia adalah hormon trenbolon asetat (TBA) pada ternak sapi. Penggunaan dan peredaran hormon tersebut masih dilarang di Indonesia namun hormon ini digunakan di Australia sebagai hormon pertumbuhan sehingga ada dugaan residu hormon terdapat pada sapi tersebut. Dampak dari residu TBA pada kesehatan manusia yaitu mutagenik (terjadi perubahan genetik), teratogenik (terjadi cacat bawaan), dan karsinogenik (terjadi pertumbuhan sel kanker). Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan residu hormon trenbolon asetat (TBA) pada urin sapi siap potong yang diimpor dari Australia melalui Pelabuhan Laut Tanjung Priok. Manfaat penelitian ini adalah tersedianya data yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyempurnaan penyusunan kebijakan peraturan serta tindakan karantina sapi siap potong impor di tempat pemasukan yang telah ditetapkan secara resmi oleh pemerintah. Sampel yang diambil adalah urin sapi siap potong. Jumlah sampel dihitung menggunakan rumus deteksi penyakit (detect disease) yang ditetapkan yaitu n = [1- (1-a) 1/D] [N-(D-1)/2] dan didapatkan sampel sebesar 60 sampel. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive hingga jumlah sampel terpenuhi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Data dari penelitian ini dianalisa secara deskriptif untuk mengetahui keberadaan residu hormon TBA. Hasil pengujian ELISA pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 60 dari 60 sampel (100%) urin sapi siap potong dari Australia mengandung residu TBA dengan konsentrasi yang bervariasi. Konsentrasi residu TBA < 2 part per billion (ppb) terdeteksi pada 37 sampel (61.67%), Konsentrasi residu TBA 2-4 part per billion (ppb) terdeteksi pada 7 sampel (7%), dan konsentrasi residu TBA > 4 part per billion (ppb) terdeteksi pada 16 sampel (26.67%). Hasil positif pada sampel menunjukkan masih tingginya penggunaan TBA sebagai hormon pertumbuhan di Australia dan terdapat kemungkinan bahwa sapi potong yang dikirim ke Indonesia tidak memperhatikan withdrawal time yaitu 60-70 hari setelah implantasi.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcAnimal Husbandryen
dc.subject.ddcVeterinaryen
dc.subject.ddc2014en
dc.subject.ddcJakartaen
dc.titleKajian Residu Trenbolon Asetat pada Urin Sapi Siap Potong yang Diimpor dari Australia melalui Pelabuhan Laut Tanjung Prioken
dc.subject.keywordELISAen
dc.subject.keywordurinen
dc.subject.keywordsapi siap potong imporen
dc.subject.keywordresiduen
dc.subject.keywordtrenbolon asetaten


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record