Keanekaragaman Arthropoda Tanah pada Pertanaman Kedelai di Ngale, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur
View/ Open
Date
2015-01Author
Afifah, Lutfi
Hidayat, Purnama
Buchori, Damayanti
Metadata
Show full item recordAbstract
Glycine max (L) Merill atau kedelai merupakan komoditas tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Pada agroekosistem kedelai, umumnya petani melakukakan penyemprotan pestisida sintetik secara intensif dan juga pemupukan yang optimal, padahal penggunaan pestisida sintetik yang kurang bijaksana dapat berakibat pada ketidakseimbangan ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman spesies yang aktif pada permukaan tanah dengan teknologi pengendalian berbeda dan mengetahui kelimpahan relatif berdasarkan peranan fungsional. Varietas kedelai yang ditanaman pada penelitian ini adalah Anjasmoro dengan perlakuan empat teknologi pengendalian berbeda. Teknologi pengendalian tersebut adalah: Pengelolaan Hama Terpadu (PHT), Pengendalian Non-Kimiawi (P-NK), Pengendalian Kimiawi (P-K), dan Kontrol. Pengambilan sampel arthropoda permukaan tanah sebanyak sepuluh kali sampai menjelang panen dilakukan dengan menggunakan perangkap lubang jebakan (pitfall trap). Hasil pengamatan arthropoda tanah yang tertangkap pada pertanaman kedelai sebanyak 31 250 individu yang terdiri dari dari 9 ordo, 54 famili, dan 125 morfospesies. Jumlah individu yang paling banyak ditemukan berturut-turut antara lain ordo Entomobryomorpha (kelas Collembola), Coleoptera, dan Orthoptera. Teknologi pengendalian berbeda tidak berpengaruh signifikan terhadap keanekaragaman dan kemerataan arthropoda permukaan tanah. Persentase kelimpahan berdasarkan peranan fungsional yang tertinggi adalah pada pengurai yang berkisar antara 67.67 - 73.31 %. Persentase kelimpahan tinggi pada pengurai didominasi oleh Collembola ordo Entomobryomorpha, famili Isotomidae.
Collections
- Plant Protection [185]