Show simple item record

dc.contributor.advisorJakaria
dc.contributor.advisorSumantri, Cece
dc.contributor.authorSeprtian, Wike Andre
dc.date.accessioned2015-04-14T01:33:12Z
dc.date.available2015-04-14T01:33:12Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74700
dc.description.abstractSapi Bali merupakan salah satu plasma nutfah nasional yang telah banyak diketahui memiliki keunggulan sebagai potong dan tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia. Pemanfaatan dan perbaikan mutu genetik sapi Bali tidak bisa mengenyampingkan upaya pelestarian sapi Bali. Saat ini program persilangan dan distribusi bibit sapi Bali yang tidak terarah akan menjadi ancaman terhadap timbulnya erosi genetik pada sapi Bali. Upaya dalam mencegah terjadinya erosi genetik pada sapi Bali khususnya di pusat pembibitan sapi Bali perlu dilakukan karateristik genetik. Salah satu pendekatan untuk melakukan karakteristik genetik memalui pendekatan penciri mikrosatelit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman mikrosatelit di tiga pusat peternakan BPTU Bali, BPT-HMT Serading Sumbawa di Nusa Tenggara Barat, dan Village Breeding Center Kabupaten Barru di Sulawesi Selatan. Jumlah hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 96 ekor terdiri dari 32 ekor sapi dari BPTU Provinsi Bali, 32 ekor sapi bali dari BPT-HMT Serading Sumbawa, dan 31 ekor sapi Bali dari Village Breeding Center Kabupaten Barru. Lokus mikrosatelit digunakan untuk menentukan keragaman adalah SPS115 lokus, INRA037, MM12, dan ETH185 berdasarkan metode fragmen floureschenly berlabel. Analisis data mikrosatelit pada sapi Bali di tiga lokasi yang berbeda dilakukan dengan menggunakan Program POPGEN1.2, Cervus, dan POPTREE2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaman mikrosatelit pada sapi Bali terdeteksi 32 alel dari tiga lokasi yang berbeda, dan terdapat alel spesifik di setiap lokasi. Nilai rata – rata yang diamati heterosigositas (Ho) dan heterozigositas yang diharapkan (He), masing – masing 0.418 dan 0.604, sedangkan nilai rata-rata polymorphism informative content (PIC) adalah 0.579. Keseimbangan Hardy-Weinberg secara umum menunjukkan bahwa lokus yang digunakan dalam sapi Bali di tiga populasi berada dalam keseimbangan Hardy-Weinberg, kecuali lokus INRA037 dan ETH185. Keragaman genetik antara populasi pada sapi Bali adalah 0.033 (3%), sedangkan laju inbreeding adalah 0.296 (29,6%). pohon genetik di tiga lokasi menunjukkan bahwa populasi sapi Bali di BPTU Bali dan VBC Barru memiliki jarak genetik yang dekat dibandingkan dengan populasi sapi Bali di BPT-HMT Serading Sumbawa. Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa karakteristik sapi Bali di tiga populasi pusat pembibitan berbeda, jadi diperlukan program pemuliaan yang terarah di setiap populasi pusat pembibitan sapi Bali.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcAnimal husbandryen
dc.subject.ddcAnimals breedingen
dc.subject.ddc2014en
dc.subject.ddcSumbawa-NTTen
dc.titleKajian Keragaman Genetik Sapi Bali di Pusat Pembibitan Sapi Bali Menggunakan Penciri Mikrosateliten
dc.subject.keywordsapi Balien
dc.subject.keywordkeragaman genetiken
dc.subject.keywordmikrosateliten


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record