Analisis Sebaran Lahan Sawah yang Layak Dipertimbangkan sebagai Lahan Sawah Berkelanjutan di Kecamatan Blanakan, Ciasem, dan Patokbeusi, Kabupaten Subang

View/Open
Date
2015Author
Nindita, Wida
Iswati, Asdar
Panuju, Dyah Retno
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia memiliki hamparan sawah luas dan sebagian besar penduduknya menjadikan nasi sebagai makanan pokok. Namun demikian, lahan sawah untuk memproduksi padi sebagian besar terkonversi lahan menjadi lahan terbangun. Fenomena tersebut melatarbelakangi pentingnya penelitian terhadap lahan sawah yang berpotensi untuk dipertahankan menjadi lahan sawah berkelanjutan. Penelitian dilakukan di Kecamatan Blanakan, Ciasem, dan Patokbeusi sebagai penghasil padi terbesar di Kabupaten Subang yang disebut sebagai wilayah segitiga emas. Aspek yang diteliti adalah kecenderungan perubahan penggunaan lahan sawah, minat bertani generasi penerus untuk menjadi petani, indeks pertanaman, produktivitas padi, peran sarana irigasi terhadap hasil panen, serta ketepatan tanam dan jadwal pembagian air. Beberapa metode yang digunakan dalam penelitian adalah (1) analisis regresi dan korelasi untuk mengetahui peranan irigasi dan faktor lain dalam peningkatan laju konversi lahan, (2) metode pohon keputusan untuk menganalisis minat bertani generasi penerus yang diduga terkait erat dengan tingkat pendidikan petani, (3) pemanfaatan indeks vegetasi yang diturunkan dari data satelit untuk memantau indeks pertanaman dan menduga produktivitas padi, serta (4) pendataan langsung di lapang dan klasifikasi sederhana untuk mengetahui pola hasil panen terhadap posisi lahan dari irigasi dan mengetahui sebaran spasial waktu tanam kaitannya dengan jadwal pembagian air. Berdasarkan hasil analisis korelasi dan regresi, faktor yang berpengaruh nyata terhadap luasan konversi lahan adalah panjang irigasi dan pertumbuhan penduduk. Keduanya berkorelasi positif dan berpengaruh nyata terhadap luas lahan. Indeks pertanaman di lokasi penelitian beragam, yaitu IP 100 hingga IP 250. Korelasi antara nilai EVI dengan produktivitas padi di lokasi penelitian adalah 0,26, artinya nilai EVI belum dapat digunakan untuk menduga produktivitas padi karena korelasinya lemah. Tidak ada pola khas yang terbentuk antara posisi lahan dari saluran irigasi dengan produktivitas padi. Nilai ragam kelas buffer irigasi yang tinggi dan selisih rataan yang rendah mematahkan asumsi bahwa jarak lahan dari saluran akan mempengaruhi besarnya produktivitas padi. Sebanyak 92,5% petani menanam padi pada tanggal yang tidak sesuai dengan jadwal pembagian air. Lahan sawah dengan prioritas 2 menjadi mayoritas pada lokasi penelitian, dengan luas wilayah 16.222,29 ha.