dc.description.abstract | Kementerian Pertanian bekerja sama dengan IFAD (International Fund Agricultural Development) melakukan Program Pemberdayaan Masyarakat di Provinsi Sulawesi Tengah. Upaya yang dilakukan pemerintah tersebut untuk meningkatkan akses masyarakat miskin perdesaan dalam program Rural Empowerment and Agricultural Development (READ), atau pemberdayaan masyarakat perdesaan dan pembangunan pertanian. Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu provinsi miskin di Indonesia, di mana terdapat daerah-daerah perdesaan yang memiliki sejumlah besar rumah tangga miskin. Kegiatan pemberdayaan dilakukan dengan pendekatan kelompok berbasis komoditas, di mana setiap anggota kelompok memilih jenis kelompok sesuai dengan usaha yang dikelolanya. Pendekatan kelompok berbasis komoditas yang digunakan dalam pemberdayaan masyarakat miskin bertujuan untuk meningkatkan mata pencaharian masyarakat miskin. Pendekatan kelompok dilakukan dalam bentuk pertemuan/diskusi kelompok. Pertemuan/diskusi kelompok dalam ilmu komunikasi termasuk jenis komunikasi kelompok. Penelitian tentang komunikasi kelompok ini dimaksudkan untuk mengkaji bagaimanakah pengaruh aktivitas komunikasi kelompok terhadap keberdayaan kelompok miskin. Secara khusus penelitian bertujuan; 1) menganalisis tingkat keragaan karakteristik, faktor eksternal dan aktivitas komunikasi kelompok serta keberdayaan kelompok miskin, 2) menganalisis hubungan aktivitas komunikasi kelompok dengan keberdayaan kelompok miskin, 3) menganalisis pengaruh karakteristik, faktor eksternal terhadap aktivitas komunikasi kelompok dan keberdayaan kelompok miskin. Desain penelitian menggunakan metode penelitian survai eksplanatif yang bersifat deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini dilakukan secara purposive di dua kabupaten (Parimo dan Poso) Provinsi Sulawesi Tengah. Pelaksanaan penelitian dimulai dari survai pendahuluan, uji coba kuesioner, penyempurnaan kuesioner, pengumpulan data primer (kuesioner, wawancara mendalam serta diskusi kelompok) dan pengumpulan data dilaksanakan selama enam bulan yaitu dari September 2013 sampai dengan Februari 2014. Pengambilan sampel penelitian dilakukan melalui teknik pengambilan sampel gugus bertahap (multistage random sampling), sehingga terpilih delapan desa (masing-masing empat desa lokasi dekat dan lokasi jauh dari ibu kota kabupaten) dengan responden sebanyak 200 anggota kelompok. Data penelitian yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan sekunder. Hasil uji instrumen dari 30 responden di mana diperoleh nilai koefisien validitas product moment Pearson berkisar 0,518-0,843. Nilai koefisien validitas hitung tersebut lebih besar dari nilai koefisien validitas tabel (0,361), yang berarti semua parameter pertanyaan dan/atau peryataan di kuesioner tergolong valid. Nilai koefisien reliabilitas alpha Cronbach untuk karakteristik kelompok, faktor eksternal, aktivitas komunikasi dan keberdayaan kelompok masing-masing menunjukkan nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,659 (reliabel), 0,629 (reliabel), 0,867 (sangat reliabel) dan 0,789 (reliabel). Analisis data dilakukan dengan analisis statistik deskriptif berupa frekuensi, persentase, rataan skor dan tabulasi silang; dan analisis statistik inferensial menggunakan uji t, korelasi rank Spearman dan path analysis. Secara konseptual bahwa ukuran kelompok berdampak pada kepuasan anggota-anggotanya, dimana sebagai batas optimal ukuran kelompok sebanyak lima orang. Kelompok READ memiliki jumlah anggota kelompok cukup besar dengan kisaran 10-25 orang. Ini berarti, meskipun jumlah anggota kelompok cukup besar, akan tetapi selama proses pertemuan/diskusi kelompok berjalan efektif dan anggota kelompok merasa puas dalam berkelompok. Kondisi ini tentunya didukung dengan keanggotan kelompok yang masih memiliki tingkat kekerabatan cukup tinggi. Selain itu, meskipun ukuran kelompok cukup besar diikuti dengan adanya seseorang dalam kelompok terutama pengurus yang menjadi panutan kelompok dan berpengaruh di desa. Secara konseptual juga rentang usia antar anggota kelompok dapat mendorong mengancam integrasi kelompok. Hal ini tidak sejalan di dalam kelompok READ, dimana meskipun terdapat rentang usia antar anggota kelompok, tidak menjadikan ancaman bagi keberadaan kelompok. Hal ini karena antar anggota saling mengenal dan dengan adanya kelompok, merasakan peningkatan kedekatan dalam kelompok. Kondisi ini yang mendorong iklim komunikasi kelompok yang cukup baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata karakteristik, faktor eksternal dan aktivitas komunikasi kelompok serta keberdayaan kelompok miskin berdasarkan antar lokasi. Peubah yang memiliki perbedaan nyata adalah jenis usaha, tujuan diskusi, keputusan diskusi dan kemampuan kelompok berjejaring. Berdasarkan analisis korelasi, terdapat hubungan nyata antara aktivitas komunikasi dan keberdayaan kelompok mikin. Analisis faktor menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berkorelasi nyata dengan aktivitas komunikasi kelompok adalah peran kelompok, motif berkelompok, akses informasi, dan peran pendamping. Faktor yang berpengaruh langsung terhadap keberdayaan kelompok miskin adalah tujuan kelompok, peran kelompok, kebijakan pemerintah dan peran pendamping serta aktivitas komunikasi kelompok. Berdasarkan analisis faktor tersebut, diperlukan strategi komunikasi kelompok untuk meningkatkan keberdayaan kelompok miskin. Strategi tersebut di antaranya adalah penguatan manfaat pertemuan/diskusi kelompok dengan memberikan muatan pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan usaha berdasarkan komoditas dan pengembangan kelompok. Selain itu, perlunya peningkatan peran pendamping dan kebijakan pemerintah yang mendukung kelompok dalam melakukan aktivitas komunikasi kelompok, sehingga diharapkan dapat meningkatkan keberdayaan kelompok miskin. | en |