dc.description.abstract | Tekanan darah tinggi atau biasa disebut hipertensi merupakan kondisi meningkatnya tekanan darah pada dinding pembuluh arteri. Penyakit hipertensi tidak memiliki gejala khusus bagi penderitanya sehingga banyak kasus hipertensi yang tidak terdeteksi. Ada berbagai faktor pemicu terjadinya hipertensi seperti peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi dari pembuluh darah tepi dan peningkatan volume aliran darah. Adanya faktor lain yang juga mempengaruhi hipertensi yaitu karena adanya gangguan kesetimbangan cairan dalam tubuh akibat transpor elektrolit, seperti Na, Cl, dan K. Beberapa kandungan mineral, seperti Zn, Fe, dan Cu yang juga berperan secara tidak langsung mempengaruhi peningkatan tekanan darah. Hipertensi sering dikaitkan dengan konsumsi makanan yang diduga sebagai pemicu penyakit tersebut. Bahan pangan yang sering “ditakuti” masyarakat sebagai pemicu hipertensi adalah danging kambing. Pernyataan bahwa daging kambing dapat menaikkan tekanan darah dikarenakan tingginya kandungan Na pada daging kambing. Selain itu, kandungan zat gizi lain yang diduga sebagai pemicu kenaikan tekanan darah dikaitkan dengan penyerapannya di dalam tubuh. Penyerapan mineral atau secara spesifik adalah bioavailabilitas Fe, Ca, dan Na dianalisis menggunakan metode in vivo. Metode in vivo menggunakan hewan percobaan yaitu tikus dengan 4 kelompok percobaan. Selanjutnya dilakukan analisis Fe, Ca, dan Na dengan metode spektrofotometri yang hasilnya akan dibandingkan antar kelompok percobaan. Data yang diperoleh dari penelitian dengan Rancangan percobaan acak lengkap. Hasil in-vivo menunjukan bahwa, bioavailabilitas Na dan Fe paling tinggi itu terdapat pada daging domba, hal ini yang diduaga dapat memicu hipertensi, diikuti oleh rendahnya bioavailabilitas Ca yang juga berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah. Oleh karena itu, maka tabu yang terungkap yaitu, secara bioavailabilitas mineral (Fe, Ca, Na) daging kambing bukan merupakan faktor pemicu hipertensi. | en |