Show simple item record

dc.contributor.advisorNovindra
dc.contributor.authorKirana, Astari Indah
dc.contributor.authorPuspadewi, Miranti
dc.contributor.authorFitriani, Diah
dc.date.accessioned2015-03-01T01:48:27Z
dc.date.available2015-03-01T01:48:27Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74346
dc.description.abstractSaat ini, pemanfaatan terhadap energi fosil sudah tak terbendung lagi. Cadangan energi konvensional tersebut kian lama kian menipis seiring berjalannya waktu dan tanpa pemanfaatan yang berkelanjutan. Dikhawatirkan generasi mendatang sudah tak dapat lagi memanfaatkan energi fosil tersebut, sehingga dibutuhkan suatu energi alternatif. Keadaan alam Indonesia memungkinkan bagi penyediaan bahan bakar alternatif, yaitu Bahan Bakar Nabati, salah satunya ialah biodiesel. Indonesia ialah salah satu penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Keadaan iklim dan geografisnya mampu menghasilkan berbagai macam hasil perkebunan, salah satunya ialah kelapa sawit. Kelapa sawit inilah yang menjadi sumber bahan baku dari biodiesel. Biodiesel memang sudah dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif berbahan dasar nabati. Namun, penggunaannya masih dilakukan oleh segelintir orang, maupun hanya sebagai campuran bahan bakar minyak semata. Hal ini dikarenakan industri yang memproduksi biodiesel masih terbatas. Di lain pihak, pemerintah, khususnya Kementrian Energi Sumber Daya Mineral belum secara tegas melaksanakan kebijakan mengenai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral 32 tahun 2008 yaitu tentang penyediaan pemanfaatan, dan tata niaga bahan bakar lain seperti biodiesel, bioetanol, dan minyak nabati murni untuk transportasi, industri, dan pembangkit listrik. Salah satu yang menjadi penyebab tersendatnya pemanfaatan biodiesel ini karena fasilitas akselerasi dalam produksi biodiesel masih kurang optimal. Fasilitas industri masih belum memadai sehingga belum mampu menyuplai kebutuhan Bahan Bakar Nabati nasional. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif menggunakan tabulasi dari hasil wawancara dengan pihak PT. Bioenergi Pratama Jaya, SBRC, dan BRDST untuk menjawab tujuan mengenai identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi laju akselerasi dalam industri biodiesel di Indonesia. Faktor-faktor tersebut ialah konsistensi regulasi mandatori biodiesel, patokan informasi harga, dukungan pemerintah, ketegasan pemerintah dalam menjalankan mandatori, kebijakan, harga, harga crude oil, harga dan ketersediaan bahan baku, dukungan dari industri otomotif, dan ketersediaan laboratorium uji. Analisis kualitatif (tabulasi dari hasil wawancara dengan pihak PT. Bioenergi Pratama Jaya, SBRC, dan BRDST) dan kuantitatif (metode teknometrik yang merupakan pendekatan empat komponen tekologi, yaitu Technoware, Humanware, Infoware, dan Orgaware) digunakan untuk menjawab tujuan kedua, yaitu identifikasi fasilitas apa saja yang diperlukan dalam produksi industri biodiesel untuk akselerasi dalam industri biodiesel di Indonesia. Fasilitas tersebut meliputi kemudahan akses perbankan, supporting penyedia, ketersediaan, dan kepastian jumlah pasokan bahan baku, insentif pajak, kebijakan harga yang menarik, dan fasilitas labotarorium uji. Komponen teknologi humanware diklasifikasikan menjadi peltihan SDM bagi industri biodiesel.en
dc.description.sponsorshipDIKTIen
dc.language.isoid
dc.publisherBogor Agricultural University, Institut Pertanian Bogor
dc.titleAnalisis fasilitas untuk akselerasi pengembangan industri biodiesel di indonesiaen
dc.typeOtheren


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record