Show simple item record

dc.contributor.advisorSuptijah, Pipih
dc.contributor.authorHardiyanti, Reny
dc.contributor.authorIkhwanushafa, Rizky
dc.contributor.authorMahardika, Sakti Aji
dc.contributor.authorK, I Wayan Darya
dc.date.accessioned2015-02-18T02:05:24Z
dc.date.available2015-02-18T02:05:24Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74170
dc.description.abstractPenyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke-6 yang dikeluhkan masyarakat Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT 2001) dan menempati peringkat ke-4 penyakit termahal dalam biaya penyembuhan menurut The World Oral Health Report tahun 2003. Pengobatan penyakit gigi berlubang berdasarkan data tersebut membutuhkan biaya hingga 3.513 dolar AS per 1.000 orang anak. Jumlah anggaran tersebut melebihi anggaran kesehatan yang diperuntukan bagi anak-anak di negara-negara terendah pendapatan per kapitanya (Decha care 2008). Ada dua penyakit gigi dan mulut yang mempunyai prevalensi cukup tinggi di Indonesia yaitu karies dan penyakit periodontal (Pintauli et al. 2008). Selain itu berdasarkan hasil riset kesehatan dasar nasional yang dilakukan Departemen Kesehatan pada tahun 2007 diketahui bahwa prevalensi nasional masalah gigi-mulut sebesar 23,5%, prevalensi nasional karies aktif adalah 43,4%. Penduduk dengan masalah gigi-mulut dan menerima perawatan atau pengobatan dari tenaga kesehatan gigi adalah 29,6%. Berbagai cara dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut yang berkembang di masyarakat antara lain secara mekanik dengan menggosok gigi maupun mengunakan benang gigi. Secara kimiawi dapat menggunakan obat kumur, karena ternyata menggosok gigi saja ternyata belum cukup untuk menjaga kesehatan gigi secara menyeluruh. Penggunaan obat kumur terbukti dapat menghambat pembentukan plak gigi secara cepat dan mudah. Obat kumur yang banyak saat ini menggunakan bahan-bahan sintetis yang memiliki efek samping, seperti noda hitam di gigi dan terganggunya ekologi flora normal rongga mulut. Selain itu obat kumur dinilai kurang efisien karena membutuhkan waktu tersendiri dalam menggunakannya (Inna et al. 2010). Hal ini yang melatarbelakangi dibutuhkan suatu inovasi baru untuk mengatasi penyakit karies pada gigi masyarakat dalam bentuk nanocalsium tooth serum yang aman dan efektif dengan menggunakan pendekatan metode targetting absorption. Penelitian ini terdiri atas dua tahap. Tahap pertama yaitu pembuatan nano kalsium dengan perlakuan perbedaan konsentrasi HCl terhadap rendemen dan kadar total mineral mineral serta analisis fisik dan mikroskopis serbuk nanokalsium meliputi analisis derajat putih dan analisis ukuran partikel. Tahap kedua yaitu pembuatan serum nanocalsium dengan derajat keasaman, bio assay dan mikroskopi partikel. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan aplikasi nanocalsium dalam bidang farmasi dengan menggunakan bahan baku limbah eksoskeleton rajungan serta mengetahui efektifitasnya sebagai alternatif baru sediaan obat pharmaceutical dalam bentuk serum bagi masyarakat penderita karies dan peluruhan kalsium gigi.en
dc.description.sponsorshipDiktien
dc.language.isoid
dc.publisherBogor Agricultural University, Institut Pertanian Bogor
dc.titleNanocalsium tooth serum : rekalsifikasi gigi berkaries melalui pendekatan targetting absorption berbasis eksoskeleton Portunus sp.en
dc.typeOtheren


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record