Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha pada Outlet Ayam Goreng Waralaba dan Mandiri
Abstract
Kunci keberhasilan usaha kecil dan menengah terletak pada kepemilikan pengetahuan, keberanian dan kesungguhan dalam menjalankan usaha. Saat ini, untuk meminimalkan risiko yang mungkin timbul, banyak pengusaha kecil, terutama pengusaha pemula, menggunakan sistem waralaba (franchise) sebagai sarana dalam mengembangkan usaha. Kegagalan dalam berbisnis waralaba dapat ditelusuri melalui beberapa aspek, yaitu aspek keuangan, manajemen dan aspek pemasaran Tujuan penelitian ini: (1) mendeskripsikan kelayakan usaha ayam outlet ayam goreng waralaba dan mandiri, (2) mendeskripsikan persepsi konsumen terhadap produk ayam goreng waralaba dan mandiri, (3) menyusun strategi yang tepat untuk pengembangan usaha waralaba dan mandiri. Penelitian dilaksanakan di outlet waralaba Sabana dan Mandiri, Bogor. Pengambilan responden dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan 124 responden, Teknik pengolahandata menggunakan analisis Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (lRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PBP), Internal Factor Evaluation (IFE), External Factor Evaluation (EFE), Internal-External (IE), Strenghts, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT) dan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Berdasarkan analisis kelayakan usaha, outlet penjualan ayam goreng secara waralaba maupun mandiri layak untuk dilakukan, Sistem usaha waralaba mendapatkan tingkat pengembalian lebih tinggi dan lebih cepat mencapai titik impas daripada secara mandiri. Outlet waralaba lebih mendapatkan kepercayaan dari konsumen karena lebih praktis, harga lebih murah menyebabkan tingkat pengembalian modal lebih cepat. Alasan konsumen untuk membeli produk adalah harga, praktek, dan higiene, Berdasarkan hasil perhitungan matriks QSP ayam goring waralaba, diperoleh strategi diterapkan adalah menjaga loyalitas konsumen, sementara usaha mandiri adalah meningkatkan mutu produk dan layanan,