dc.description.abstract | Daging saat ini sedang dalam konsentrasi pemerintah terkait dengan isu swasembada daging di tahun 2014. Imbas dari isu tersebut adalah pengupayaan peningkatan produksi daging di Indonesia. Daging merupakan bahan makanan sumber protein yang terbilang cukup tinggi kandungan proteinnya. Berbeda dengan protein yang beasal dari tanaman atau yang lebih dikenal dengan protein nabati, protein hewani dari daging mempunyai kelebihan yakni, terdapat asam-asam amino esensial yang dibutuhkan dan tidak dapat dibentuk sendiri oleh tubuh manusia. Selain itu, daging mempunyai rasa yang khas dan tergolong lebih mudah dikembangkan ke bentuk olahan yang lain, misalnya bakso, sosis, atau dendeng. Walaupun sudah ada pengupayaan peningkatan produksi daging dari pemerintah, konsumsi daging pada masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Hal tersebut dikarenakan harga daging yang relatif mahal. Saat ini daging di pasaran mencapai harga Rp 75.000,00 per kilogramnya. Selain itu, inovasi dari olahan daging masih kurang variatif sehingga konsumen relatif cukup bosan dengan pangan berbahan dasar daging yang ada. Bakso merupakan salah satu produk olahan daging yang sangat digemari masyarakat Indonesia karena cukup terbilang murah, praktis dan penampilannya yang unik. Bahan dasar bakso adalah dari daging yang ditambah dengan berbagai macam bumbu. Pembuatan bakso hasrus didasarkan oleh pengolahan yang baik dan benar. Pengolahan secara baik dan benar akan menghasilkan produk bakso dengan kualitas yang baik. Pengembangan produk bakso saat ini sudah terbilang banyak. Akan tetapi, harus diperhatikan dalam penambahan ataupun pensubstitusian bahan untuk inovasinya. Hal ini dikarenakan banyaknya kandungan-kandungan dari bahan lain yang mengandung zat-zat yang tidak cocok dengan bakso sehingga dapat menurunkan bakso yang dibuat dan dikembangkan. Pengembangan produk inovasi kebanyakan sekarang ini hanya terbatas dari bentuk atau penampilan fisik dari bakso tersebut hingga pengubahan nama dari bakso itu saja. Sedikit sekali yang mengembangkan ke arah campuran adonan maupun isi 1 dari bakso. Penggabungan dua bahan yang bertolak belakang tidak selamanya menghasilkan produk yang bertolak belakang juga. Penggunaan coklat beserta kacang almond untuk dipadukan dengan bakso merupakan sebuah usaha untuk menambah variasi dari bakso. Coklat mengandung nutrisi penting, seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Biji coklat mengandung lemak sekitar 30-35%. Tanaman coklat memiliki zat perangsang yang tergolong dalam golongan alkaloid. Alkaloid itu merupakan theobromin yang memiliki efek perangsang. Efek tersebutlah yang sering dikenal sebagai penghilang rasa stress ketika orang mengkonsumsi coklat. Sedangkan, penambahan kacang almond dikarenakan mempunyai kandungan kimia yang beragam yaitu karbohidrat, lemak tidak jenuh, thiamin, riboflavin, niacin, zink, kalsium, magnesium, fosfor, vitamin E, dan B6. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa almond membantu menurunkan kadar kolesterol jahat LDL sebesar 7-10%. Penambahan coklat dan kacang almond bukan hanya meningkatkan nilai gizi dari bakso saja, melainkan juga dari segi rasa dan penampilan bakso yang umum. Penambahan bahan dasar coklat dan kacang juga dilatarbelakangi tingginya kesukaan masyarakat terhadap coklat dan kacang almond untuk dijadikan sebagai makanan camilan. Berdasarkan latar belakang dan prospek yang ada, produk ”BACOK”, bakso isi coklat dengan divesifikasi rasa ini mampu menjadi produk inovatif baru, berkualitas tinggi, sehat, enak, dan menembus pasaran. | en |