Respon Fisiologis Sapi Perah FH Laktasi yang Diberi Pakan Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) dengan Ukuran Potongan yang Berbeda
View/ Open
Date
2014Author
Novianti, Jodi
Purwanto, Bagus P.
Atabany, Afton
Metadata
Show full item recordAbstract
Produksi susu segar dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan nasional karena rendahnya produktivitas ternak. Pakan ternak dan cara pemberian yang sesuai dengan kebutuhan ternak dapat mendukung produksi dan produktivitas ternak. Pemberian rumput unggul tanpa dipotong menyebabkan banyak bagian terbuang yang menyebabkan tidak efisien, sehingga dilakukan pemotongan ukuran untuk melihat respon fisiologis ternak dalam meningkatkan konsumsi pakan, kecernaan, serta efisiensi produksi susu sapi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – Oktober 2013 di Laboratorium Lapang Fapet IPB dengan menggunakan sapi perah laktasi pertama sebanyak empat ekor yang diberikan pakan rumput gajah (Pennisetum purpureum) dengan ukuran potongan 5 cm, 10 cm, 15 cm dan kontrol (tanpa potongan) serta konsentrat. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Bujur sangkar Latin (RBSL) dan dianalisa secara ANOVA pada empat taraf perlakuan dengan respon fisiologis, konsumsi, kecernaan dan efisiensi produksi susu sebagai peubah yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kandang maupun lingkungan berpotensi menyebabkan cekaman stress (THI : 68–90). Ukuran potongan rumput tidak nyata berpengaruh terhadap respon denyut jantung dan laju respirasi dengan nilai tertinggi pada ukuran potong 10 cm masing – masing 71.7 ± 3.4 kali/menit; 44.6 ± 5.5 kali/menit dibandingkan ukuran potong kontrol, 5 cm dan 15 cm. Walaupun secara statistik tidak berbeda nyata, suhu rektal, suhu permukaan dan suhu tubuh dengan ukuran potongan 5 cm sedikit lebih tinggi dibandingkan ukuran potongan lainnya. Pada sapi perah laktasi, konsumsi pakan digunakan untuk perkembangan tubuh ternak dan produksi susu sehingga diharapkan dengan adanya pemotongan dapat meningkatkan produksi susu. Namun didapatkan perlakuan pemotongan rumput tidak nyata pengaruhnya terhadap konsumsi dan produksi susu (P>0.05). Rataan konsumsi BK pakan dan produksi susu dengan ukuran potong 5 cm (17.11 ± 3.12 kg; 6.06 ± 1.39 liter) lebih tinggi dibandingkan ukuran 15 cm (16.28 ± 4.05 kg; 5.49 ± 1.93 liter), kontrol (15.97 ± 3.12 kg; 5.35 ± 1.55 liter) dan 10 cm (15.71 ± 0.55 kg; 5.28 ± 1.42). Kondisi lingkungan yang sama, ukuran potongan rumput berpengaruh tidak nyata terhadap kecernaan bahan kering (BK), lemak kasar (LK), serat kasar (SK), BETN dan TDN namun berpengaruh nyata terhadap kecernaan protein kasar (P<0.05). Kecernaan protein kasar pada ukuran potong 5 cm (66.35 ± 5.29 %) dan 15 cm (67.44 ± 4.83%) lebih tinggi dibandingkan kontrol (63.40 ± 7.65%) dan 10 cm (64.61 ± 5.92%). Perlakuan pemotongan rumput tidak nyata pengaruhnya terhadap konsumsi BK pakan dan feses, begitu pula dengan efisiensi BK, protein kasar dan lemak kasar tidak berpengaruh nyata terhadap ukuran potongan rumput gajah. Potongan ukuran rumput tidak mempengaruhi konsumsi pakan, efisiensi dan kecernaan beberapa nutrient pakan namun berpengaruh terhadap kecernaan protein. Berdasarkan penelitian dapat dikatakan bahwa pemotongan ukuran rumput tidak mempengaruhi respon fisiologis ternak (respon normal) namun meningkatkan konsumsi pakan 0.2-0.9 kg BK/ekor/hari dan produksi susu sebanyak 0.2 – 0.5 liter per hari, serta efisiensi protein susu sebesar 2.3%-3.1%.
Collections
- MT - Animal Science [1210]