Pemanfaatan Kayu Medang berdasarkan Morfologi Serat, Nilai Turunan Dimensi Serat, Sudut Mikrofibril dan Sifat Fisisnya
Abstract
Dari 4000 jenis pohon penghasil kayu yang terdapat di hutan alam Indonesia, hanya beberapa jenis saja yang umum digunakan. Salah satu jenis yang pemanfaatannya kurang optimal adalah kayu medang khususnya dari genus Cinnamomum. Penelitian ini bertujuan untuk mengarahkan penggunaan kayu medang (Cinnamomum spp.) secara tepat berdasarkan hasil kajian morfologi serat, nilai turunan dimensi serat, sudut mikrofibril (MFA), berat jenis dan kerapatan kayunya. Bahan utama yang digunakan adalah lempengan tipis (disc) kayu yang berasal dari bagian pangkal sebatang pohon medang asal Kalimantan Selatan. Struktur anatomi dan sudut mikrofibril diamati melalui sediaan mikrotom, sedangkan morfologi seratnya diukur melalui sediaan maserasi Schluze yang dimodifikasi. Kadar air, berat jenis dan kerapatan kayu dari empulur ke kulit diukur dengan metode Gravimetri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat kayu medang masuk ke dalam Kelas Mutu III sehingga kurang cocok sebagai bahan baku pulp dan kertas bermutu tinggi. Dari segi kekuatan, kayu medang cocok untuk tujuan struktural Kelas Kuat II dengan rata-rata BJ kayu 0.61. Kayu medang juga berpotensi sebagai bahan baku mebel dan furniture.
Collections
- UT - Forestry Products [2405]