Inovasi pembuatan suplemen katalitik untuk peningkatan produktivitas ruminansia di daerah marginal dan submarginal
Abstract
Di Kawasan Timur Indonesia (KTI), musim kemarau lebih panjang dibanding dengan Kawasan Barat Indonesia (KBI). Hal ini menyebabkan produksi hijauan sangat terbatas dan kualitasnyapun rendah. Bahan pakan konsentratpun sangat bersaing dengan manusia, kecuali sagu juga pada umumnya masih banyak yang tersedia. Hal ini merupakan salah satu hambatan produktivitas ruminansia di kawasan itu. Inovasi teknologi dengan melakukan gelatinisasi dan ditambahkan dengan berbagai sumber NPN dan penambahan mineral esensial Cobalt(Co) dan Seng (Zn), akan mampu menyediakan sintesis protein bagi mikroba rumen yang pada akhirnya akan digunakan oleh ternak. Perlakuan yang diberikan terdiri atas 3 tahap in-vitro yaitu: Tahap ke –1. Gelatinisasi (mencari suhu optimal dan waktu yang tepat selama pemanasan sampai terbentuk gelatin) terdiri atas 5 perlakuan suhu 800C, 850C, 900C, 950C dan 1000C; tahap ke 2. Menyiasati konsentrasi NH3 dengan menggunakan gelatinisasi terbaik suhu 900C ditambahkan dengan 3 sumber NPN (urea, amonium sulfat dan amonium fosfat) 9 perlakukan dan 3 ulangan; tahap k3-3. Pengujian In-vitro berbagai sumber NPN, gelatin sagu dan mineral kobalt dan seng. Perlakukan gelatinisasi 900C + urae 1% (Co 0,2 ppm; Zn 35 ppm; Co 0,2 ppm dan Zn 35 ppm); dan kontrol positif (Bungkil kedelei) Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu pembentukan gelatin yang sempurna pada suhu pemasanan 900 C dengan lama proses 1,23 menit. Perlakuan pembuatan suplemen pakan ternak dengan menggunakan gelatin sagu ditambahkan amonium sulfat dan mineral kobalt 0,02 ppm dan seng 35 ppm, memberikan respons yang nyata terhadap produksi NH3, VFA Total, kecernaan ransum, pertumbuhan mikroba rumen, dan penambahan bobot badan harian yang nyata, serta income over feed domba terbaik sebesar Rp. 838,-/ekor/hari.
Collections
- PAATP [12]