Pemeliharaan ikan sidat dengan sistem air bersirkulasi

View/ Open
Date
2013-04Author
Affandi, Ridwan
Budiardi, Tatag
Wahju3, Ronny Irawan
Taurusman, Am Azbas
Metadata
Show full item recordAbstract
Today, eel resource especially seeds in Indonesia has not been used for eel culture activities. To be able to optimally utilize the seeds that led to the production of eels for consumption needs adequate cultivation technology. This study aimed to obtain performance information of survival rate, growth rate, and feed conversion ratio to support mass production of eel consumption. The experiments were performed using aquarium of (0.8 x 0.4 x 0.4) m3 and concrete tank (1.7 x 1.7 x 1) m3 with circulating water. Eel used were elver (1.21.5 g) and fingerlings (1517 g). Silk worms (Tubifex) and artificial feed in the pasta form were used as feed. The results showed that the elver reared in aquarium or concrete tank with water recirculation system showed high survival rate of 7879% and 8696%, respectively. The specific growth rate (SGR) was good (0.60.8%), but the feed conversion was still high (3321) for the elver fed with silk worms and very good (0.60.7) for elver fed with artificial feed. The juvenile eel reared in a concrete tank showed SR up to 8594%, the SGR ranged from 0.8 to 1.2%, and feed conversion from 0.61 to 0.69. It can be concluded that the rearing of seed eel can be done incontainer using water recirculation system with stocking density of 3 individuals/land 1.5 kg/m3 in preparing the seed to be ready tobe cultivated outdoors. Saat ini sumber daya sidat terutama benih yang ada di Indonesia belum banyak dimanfaatkan untuk kegiatan budi daya. Untuk dapat memanfaatkan benih secara optimum agar berujung pada produksi sidat untuk konsumsi dibutuhkan teknologi budi daya yang memadai. Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi kinerja kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan konversi pakan untuk mendukung produksi masal sidat konsumsi. Percobaan dilakukan dengan menggunakan akuarium ukuran (0,8 x 0,4 x 0,4) m3 dan bak beton (1,7 x 1,7 x 1) m3 dengan air bersirkulasi. Ikan sidat yang digunakan adalah elver (1,21,5 g) dan fingerling (1517 g). Pakan yang digunakan berupa cacing sutra (Tubifex) dan pakan buatan berwujud pasta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa elver yang dipelihara pada akuarium maupun bak dengan air beresirkulasi masing-masing menghasilkan kelangsungan hidup yang tinggi (7879% dan 8696%). Pertumbuhannya cukup baik, (SGR: 0,60,8%), tetapi konversi pakannya masih tinggi (3321) untuk elver dengan pakan cacing dan sangat baik (0,60,7) untuk elver dengan pakan buatan. Pada pemeliharaan juvenil sidat di bak, SR mencapai 8594%, laju pertumbuhan spesifik 0,81,2%, dan konversi pakan 0,610,9. Berdasarkan data percobaan dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan benih sidat dapat dilakukan di wadah bersirkulasi dengan padat tebar 3 individu/L dan 1,5 kg/m3 dalam rangka mempersiapkan benih untuk siap dibudidayakan di luar ruangan.