Show simple item record

dc.contributor.advisorSyaufina, Lailan
dc.contributor.advisorGunawan, Andi
dc.contributor.authorPurwanto, Sigit
dc.date.accessioned2014-12-15T07:40:40Z
dc.date.available2014-12-15T07:40:40Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71406
dc.description.abstractEkowisata merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilaksanakan di Taman Wisata Alam Bukit Kelam (TWABK). Ekowisata diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian sumberdaya alam. Pengembangan ekowisata di TWABK harus sesuai dengan fungsi kawasan dan daya dukungnya, untuk itu harus diketahui karakteristik dan potensi obyek dan daya tarik wisata alam (ODTWA) di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi dan menganalisis potensi ODTWA TWABK; (2) menganalisis daya dukung TWABK untuk pengembangan ekowisata; (3) mengidentifikasi dan menganalisis stakeholder TWABK; dan (4) merumuskan strategi pengembangan ekowisata di TWABK. Analisis potensi obyek dan daya tarik wisata alam menggunakan pedoman Analisis Daerah Operasi – Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) Dirjen PHKA 2003. Analisis daya dukung TWABK menggunakan kriteria daya dukung fisik (PCC), daya dukung riil (RCC) dan daya dukung efektif (ECC). Analisis stakeholder menggunakan Stakeholder Grid, dan strategi pengembangan ekowisata TWABK disusun menggunakan analisis SWOT. TWABK memiliki potensi obyek dan daya tarik wisata alam yang layak untuk dikembangkan, namun memiliki beberapa hambatan dan kendala untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata. Obyek dan daya tarik wisataalam yang berpotensi untuk dikembangakan yaitu : (1) panorama alam Bukit Kelam; (2) jalan lingkar kelam; (3) jalur pendakian; (4) puncak Bukit Kelam; (5) daerah kaki Bukit Kelam; (6) lereng tebing Bukit Kelam; (7) wisata rohani Goa Maria; dan (8) wisata agro.Daya dukung efektif (ECC) kawasan TWABK untuk ekowisata adalah sebesar 196 orang/hari, dengan faktor koreksi kelerengan, kepekaan erosi tanah, potensi lanskap, iklim, dan gangguan satwa liar (musim bertelur burung walet). Stakeholder TWABK terbagi dalam empat kategori, yaitu Key players, Context setters, Crowd, dan Subjects. Key players terdiri dari Kementerian Kehutanan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sintang, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sintang dan masyarakat. Context setters terdiri dari LSM. Crowd terdiri dari swasta. Subjects terdiri dari pengunjung, akademisi dan perusahaan air minum isi ulang. Perumusan strategi pengembangan ekowisata TWABK menghasilkan 9 strategi, yaitu : (1) pemantapan kawasan; (2) penyusunan rencana pengelolaan; (3) pengembangan ekowisata sesuai potensi dan daya dukung kawasan; (4) publikasi dan promosi; (5) perlindungan dan pengamanan kawasan; (6) kolaborasi pengelolaan; (7) pendidikan lingkungan dan penyuluhan; (8) pembinaan masyarakat; dan (9) monitoring dan evaluasi dampak ekowisata.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcNatural Resourcesen
dc.subject.ddcEcotourismen
dc.subject.ddc2014en
dc.subject.ddcKabupaten sintang-Kalimantan Baraten
dc.titleKajian Potensi dan Daya Dukung Taman Wisata Alam Bukit Kelam untuk Strategi Pengembangan Ekowisataen
dc.subject.keyworddaya dukungen
dc.subject.keywordstrategi pengembanganen
dc.subject.keywordekowisataen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record