dc.description.abstract | Ikan sidat (Anguilla bicolor bicolor) merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis tinggi. Indonesia memiliki potensi elver sidat yang melimpah, tetapi sampai saat ini pemanfaatannya untuk budidaya masih sangat rendah. Selama ini elver yang melimpah ini diekspor dan dibudidayakan di luar negeri, sedangkan pemanfaatan potensi elver sidat untuk budidaya masih sangat rendah. Hal ini terjadi karena para pembudidaya di Indonesia masih kurang pengetahuan tentang sistem dan teknologi budidaya sidat. Oleh karena itu teknologi budidaya sidat perlu dikembangkan sehingga potensi elver sidat dapat dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja produksi ikan sidat (Anguilla bicolor bicolor) dengan padat tebar 2 g/L, 3 g/L, dan 4 g/L pada sistem resirkulasi melalui kajian respons fisiologis, sehingga dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September sampai dengan November 2013. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan padat tebar dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Ikan sidat yang digunakan adalah spesies Anguilla bicolor bicolor stadia elver dengan bobot rata-rata 3±1 gram/ekor. Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan ikan sidat berupa sembilan akuarium bersekat dengan sistem resirkulasi. Dimensi akuarium yang digunakan adalah 90x50x40 cm, dengan bagian filter berukuran 10x50x40 cm dan bagian pemeliharaan adalah 80x50x30 cm. Pergantian air dilakukan dua kali sehari, yakni pada pagi dan sore hari sebanyak 20% per hari. Pakan yang diberikan berupa pelet tenggelam (slow sinking) merek KRA (pakan kerapu) dengan kadar protein 45%. Pakan diberikan 2,5-3% per hari dengan frekuensi pemberian pakan 4 kali sehari. Waktu pemberian pakan pada pagi hari (pukul 08.00 WIB), siang hari (pukul 12.00), sore hari (pukul 16.00 WIB) dan malam hari (pukul 21.00). Analisis gambaran darah dan glukosa darah dilakukan setiap 10 hari sekali, sedangkan pengukuran kortisol dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada hari ke- 0, 30, dan 60. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan padat tebar tidak berpengaruh nyata terhadap beberapa parameter produksi, kecuali laju pertumbuhan biomassa. Padat tebar terbaik adalah 4 g/L dengan laju pertumbuhan biomassa 10,62 g/hari, laju pertumbuhan mutlak sebesar 0,08 g, laju pertumbuhan spesifik 1,47%, konversi pakan 1,16, dan kelangsungan hidup 96,24%. Semua perlakuan padat tebar tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap respons stres, dengan kadar glukosa darah perlakuan 2 g/L: 30,98 mg/dl, 3 g/L: 27,96 mg/dl, dan 4 g/L: 30,42 mg/dl, kadar kortisol perlakuan 2 g/L: 56,17 μg/dL, 3 g/L: 33,38 μg/dL, dan 4 g/L: 28,79 μg/dL. | en |