dc.description.abstract | Kabupaten Garut merupakan salah satu sentra daerah pengembangan sapi potong peternakan rakyat di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten ini memiliki populasi sapi potong yang besar dan lahan yang luas untuk ketersedian pakan hijauan. Penelitian ini bertujuan : (1) menganalisis wilayah kecamatan mana saja yang dapat dikembangkan menjadi sentra peternakan sapi potong, (2) menganalisis tingkat pendapatan dan kontribusi sektor peternakan sapi potong terhadap tingkat pendapatan petani, (3) mengevaluasi penggunaan input optimal yang akan memaksimalkan pendapatan petani dan (4) implikasi kebijakan pengembangan sapi potong di Kabupaten Garut. Metode analisis yang digunakan meliputi: Analisis Location Quotient (LQ), Analisis daya dukung lingkungan yang dihitung berdasarkan kesanggupan lingkungan memproduksi pakan hijauan untuk ternak, Analisis pendapatan dan share pendapatan usaha ternak dan Analisis efisiensi produksi secara ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 15 Kecamatan di Kabupaten Garut yang dapat dikembangkan untuk menjadi sentra ternak. Lima kecamatan yang potensial dikembangkan terletak di daerah Kabupaten Garut bagian selatan yaitu Kecamatan Bungbulang, Cikelet, Cisompet, Pamulihan dan Cibalong. Pendapatan peternak berada diatas Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kabupaten Garut 2014 sebesar Rp. 1.085.000 jika minimal pemeliharaan untuk satu orang peternak sebanyak 5-6 ekor sapi potong dengan pendapatan per bulan sebesar Rp 1.687.085. Share pendapatan usaha ternak sapi potong memberikan kontribusi sebesar 49,90 persen terhadap pendapatan keluarga peternak. Optimalisasi penggunaan input produksi sapi potong agar mendapatkan keuntungan maksimum jika berat optimal sapi bakalan sebesar 185 kg, lama penggemukan selama 225 hari dengan asumsi penambahan berat sapi optimal sebesar 1,2 kg/hari maka dibutuhkan pakan bahan konsentrat secara optimal sebanyak 9 kg/ekor/hari dan input pakan hijauan sebanyak 24 kg/ekor/hari. | en |