Perilaku gender dalam mengadopsi inovasi di bidang peternakan
Abstract
Program intensifikasi peternakan yang dikemas dalam Sapta Usaha Peternakan (SUP) telah diperkenalkan pemerintah sejak tahun 1985. Namun belum berhasil sepenuhnya diadopsi oleh peternak. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan peternak untuk mengadopsi atau tidak teknologi intensifikasi. Sehingga terjadi perbedaan antar individu. Perbedaan dari segi fisik, spikologis dan tata nilai dalam masyarakat antara pria dan wanita juga teraktualisasi dalam perbedaan perilaku dalam mengadopsi suatu teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas dan kecepatan mengadopsi teknologi oleh peternak pria dan wanita. Data primer diambil dari Kabupaten Bogor dan Sukabumi masing-masing diwakili tiga kecamatan tiap kecamatan mewakiliti satu komoditi diantara ayam, domba dan sapi potong. Data diambil selama bulan Juli-Agustus 2004. Analisis data menggunakan model probit. Hasilnya menunjukkan bahwa umur peternak berpengaruh negatif terhadap peluang terjadinya adopsi inovasi pada peternakan ayam buras. Modal, tenaga kerja, proporsi usahaternak terhadap pendapatan keluarga dan skala usaha berpengaruh positif pada peternak ayam dan peternak domba. Sedangkan pada peternak sapi yang hanya dilakukan oleh pria, faktor yang berpengaruh adalah modal, tenaga kerja, dan proporsi usahaternak terhadap pendapatan keluarga, yang berkorelasi positif terhadap peluang adopsi inovasi SUP. Pada peternak ayam buras dan domba, peternak pria lebih responsif terhadap adopsi inovasi, dibandingkan peternak wanita. Disarankan adanya akses terhadap kredit murah bagi peternak untuk meingkatkan peluang pengadopsi SUP. Target lebih diutamakan pada peternak yang relatif muda, serta peternak pria.