dc.description.abstract | Kegiatan perikanan tangkap penuh dengan tantangan serta dihadapkan pada risiko dan ketidakpastian. Faktor-faktor kecelakaan di laut dalam kegiatan penangkapan ikan sebanyak 80 % disebabkan oleh kesalahan manusia (FAO 2009). Jumlah kecelakaan kapal penangkap ikan selama tujuh tahun di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung tercatat sebanyak 40 kali dan cenderung meningkat dari Januari 2007 hingga bulan November tahun 2013. Terdapat kecelakaan dari 6 (enam) jenis kapal penangkap ikan yang tidak tercatat tahun 2010-2013 di Bitung dengan mayoritas kapal soma pajeko (mini purse seine). Penting untuk mempelajari keselamatan nelayan pada operasi penangkapan ikan soma pajeko di Bitung, karena jumlah nelayan yang terlibat cukup banyak. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi aktivitas dan intensitas kerja serta konsekuensi bahaya, menganalisis peluang tingkat risiko terbesar terhadap konsekuensi kegagalan akibat kesalahan manusia (human error) serta merumuskan rekomendasi untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja yang disebabkan oleh human error pada aktivitas pengoperasian soma pajeko di Bitung. Lingkup penelitian dibatasi pada aktivitas pengoperasian perikanan one day fishing soma pajeko menggunakan Perahu Motor Tempel (PMT) panjang <24 meter yang terdaftar di PPS Bitung. Penelitian dilakukan pada bulan November – Desember 2013 di Bitung, Sulawesi Utara. Pendekatan sistem keselamatan kerja nelayan dengan metode Formal Safety Assessment (FSA) untuk mengkaji sistem keselamatan kerja nelayan pada aktivitas pengoperasian soma pajeko di Bitung. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan cara pengamatan dan wawancara langsung kepada awak kapal unit penangkapan ikan soma pajeko. Data sekunder diperoleh dari penelusuran pustaka untuk digunakan sebagai penunjang data primer. Analisis deskriptif digunakan dalam menggambarkan aktivitas pengoperasian soma pajeko dari tahap awal hingga akhir. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur peluang risiko kecelakaan yang diakibatkan kesalahan manusia untuk mendapatkan nilai risiko dari aktivitas tersebut. Analisis sistem dilakukan untuk menyusun rekomendasi sistem manajemen keselamatan kerja nelayan soma pajeko. Pengoperasian soma pajeko berpotensi menimbulkan konsekuensi kelelahan, terluka, cedera dan tenggelam. Terdapat 8 tahap dan 58 aktivitas yang harus dilakukan untuk mengoperasikan penangkapan ikan dengan soma pajeko dengan nilai Intensitas Kerja Total (IKT) 563 OA. Nilai Intensitas Kerja Primer (IKP) pada tahap hauling merupakan yang tertinggi (0,297) dengan total intensitas kerja 139 OA (Orang Aktivitas) yang berpotensi lebih tinggi menimbulkan peluang terjadinya kecelakaan kerja dibandingkan aktivitas lainnya. Hasil kajian tingkat risiko dengan metode FSA, menunjukkan bahwa tahap hauling merupakan titik kritis (level tertinggi) dengan nilai Human Error Probability (HEP) sebesar 0,999534 yang membutuhkan prioritas pengendalian risiko akibat potensi terjadinya kecelakaan dengan konsekuensi fatal. Secara keseluruhan terdapat 14% dari total aktivitas pengoperasian soma pajeko berada pada kriteria tinggi dan memerlukan pengendalian risiko. Pengendalian risiko dilakukan untuk menekan risiko serendah mungkin dengan cara meningkatkan budaya keselamatan, prosedur pemakaian alat perlindungan diri dan cara kerja yang aman pada tiap aktivitasnya. Implementasi dari siklus manajemen keselamatan di laut belum sepenuhnya dilaksanakan di PPS Bitung. Rekomendasi untuk sistem manajemen keselamatan kerja nelayan pada pengoperasian soma pajeko dititik-beratkan pada identifikasi jenis dan penyebab kecelakaan agar terciptanya sistem pelaporan dan database sebagai umpan balik kepada pemerintah dan lembaga pelatihan untuk perancangan kegiatan pelatihan dan kesadaran. Audit dalam kegiatan proaktif dalam siklus manajemen keselamatan di laut perlu diterapkan untuk menghindari tindakan/prosedur yang berbahaya dan meminimalisir risiko kecelakaan kerja nelayan akibat kesalahan manusia pada pengoperasian soma pajeko di Bitung. Pendekatan sistem keselamatan kerja nelayan pada pengoperasian kapal ikan ukuran kecil (<24 meter) khususnya soma pajeko di Bitung dapat dilakukan dengan berdasar pada metode FSA-IMO sebagai batasan parameter rancang bangun sistem. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk manajemen pengendalian sistem dengan penilaian biaya-manfaat (cost benefit assessment) sebagai bahan input yang terkontrol untuk mengurangi output yang tidak dikehendaki dalam sistem serta pengembangan pola sistem keselamatan kerja nelayan soma pajeko di Bitung. | en |