Penilaian Kesehatan Jalur Hijau di Kota Bogor
Abstract
Kota Bogor merupakan salah satu kota di Indonesia dengan tingkat kepadatan transportasi berbahan bakar fosil yang cukup tinggi karena Bogor merupakan salah satu kota pendukung kegiatan nasional. Kepadatan transportasi tersebut tentunya menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan seperti pencemaran udara dan kebisingan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif tersebut ialah dengan cara membangun ruang terbuka hijau (RTH) perkotaan. Jalur hijau merupakan salah satu contoh bentuk RTH yang diterapkan pada jalan raya. Metode Penilaian Kesehatan Hutan (Forest health monitoring/FHM) merupakan salah satu cara untuk mengevaluasi kondisi tegakan di jalur hijau. Jalur hijau yang dinilai pada penelitian ini berada di Kota Bogor, yaitu jalur hijau Jl Dr Semeru (DrS), Jl KH R Abdullah Bin Nuh (ABN), Jl Bubulak (BBK), Jl Darul Quran (DQN), Jl Lawang Gintung (LWG) dan Jl Pajajaran (PJR). Informasi tingkat kesehatan jalur hijau didapatkan berdasarkan data indikator vitalitas yang terdiri dari kondisi kerusakan pohon dan kondisi tajuk. Jalur hijau Jl Dr Semeru merupakan jalur hijau yang memiliki tingkat keanekaragaman jenis paling tinggi (11 jenis), sedangkan jalur hijau Jl Bubulak merupakan yang paling rendah (2 jenis). Jenis kenari dan mahoni merupakan jenis yang dominan ditanam di seluruh jalur hijau. Berdasarkan nilai TDLI (tree demage level index), jalur hijau Jl ABN memiliki tingkat kerusakan pohon kriteria rusak berat yang kecil (1.89%) dan memiliki paling banyak pohon yang sehat di antara jalur lainnya (82.50%). Jalur hijau Jl Bubulak memiliki tegakan dengan kriteria rusak berat paling tinggi di antara jalur lainnya (8.16%). Nilai VCR (visual crown rating) jalur hijau Jl Dr Semeru merupakan jalur dengan nilai VCR sangat rendah paling tinggi di antara jalur lainnya (14.47%). Berdasarkan analisis kondisi kerusakan (TDLI) dan kondisi tajuk (VCR), jalur hijau Jl Darul Quran merupakan jalur hijau dengan kondisi pohon sangat sehat paling banyak di antara jalur lainnya (87.69%). Jalur ini juga memiliki pohon dengan kondisi pohon tidak sehat paling sedikit di antara jalur lainnya (3.08%). Jalur hijau ABN dan PJR merupakan jalur hijau yang tidak memiliki kondisi pohon tidak sehat. Jalur ABN lebih banyak memiliki pohon dengan kondisi kurang sehat (12.50%). Jalur hijau Jl Dr semeru memiliki kondisi pohon kurang sehat paling banyak di antara jalur lainnya (20.75%). Kerusakan pohon di jalur hijau Kota Bogor juga disebabkan oleh pemasangan papan reklame, spanduk dan sebagainnya yang menggunakan paku.
Collections
- UT - Silviculture [1361]