dc.description.abstract | Permasalahan yang umumnya dihadapi nelayan yaitu peramalan daerah penangkapan ikan masih berdasarkan cara tradisional yang menyebabkan hasil tangkapan tidak pasti, karena armada penangkapan harus mencari-cari daerah yang potensial sebagai daerah penangkapan sehinga tidak efisien dari segi waktu dan biaya operasional. Keberadaan ikan dipengaruhi oleh kondisi oseanografi perairan seperti suhu, salinitas dan kelimpahan plankton sebagai sumber makanan. Teknologi penginderaan jauh satelit dapat dimanfaatkan untuk memperoleh informasi mengenai kondisi oseanografi suatu perairan dan ditunjang dengan data penangkapan ikan, maka dapat dihasilkan suatu peta daerah potensial penangkapan ikan yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh nelayan pada umumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis sebaran suhu permukaan laut (SPL) dan konsentrasi klorofil-a di Laut Seram dan Laut Banda; (2) Menganalisis hasil tangkapan ikan cakalang di Laut Seram dan Laut Banda; (3) Menganalisis hubungan antara SPL maupun klorofil-a terhadap hasil tangkapan cakalang; dan (4) Memetakan daerah potensial penangkapan ikan cakalang di Laut Seram dan Laut Banda. Penelitian ini menggunakan data SPL dan klorofil-a dari sensor Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) Aqua yang diunduh pada situs resmi National Aeronautics and Space Administration (NASA) http://oceancolor.gsfc.nasa.gov/ kemudian diolah menggunakan perangkat lunak SeaWIFS Data Analysis System (SeaDAS). Data harian (waktu, lokasi dan bobot) armada penangkapan cakalang yang beroperasi di Laut Seram dan Laut Banda diperoleh dari Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon selama tahun 2011-2012, data tersebut diolah untuk mendapatkan Catch Per Unit Effort (CPUE) atau hasil tangkapan per unit usaha. Hubungan antara CPUE dengan SPL maupun klorofil-a dianalisis menggunakan regresi linear sederhana. Untuk mendapatkan peta daerah potensial penangkapan cakalang, dilakukan overlay antara data tangkapan terhadap citra SPL/klorofil-a. Hasil penelitian menunjukan SPL pada lokasi penangkapan bervariasi antara 26°-30°C dan konsentrasi klorofil-a berkisar antara 0.10-0.60 mg/m3. Musim Barat sampai pertengahan Musim Peralihan Barat-Timur SPL berkisar antara 28.5-30°C, MusimTimur 26-27°C dan Musim Peralihan Timur-Barat 28-30°C. Konsentrasi klorofil-a rendah pada Musim Barat dan Musim Peralihan Barat-Timur yaitu antara 0.15-0.30 mg/m3 sedangkan Musim Timur dan awal Musim Peralihan Timur-Barat berkisar antara 0.30-0.60 mg/m3. Cakalang tertangkap sepanjang tahun dengan hasil tangkapan tertinggi pada Musim Timur (Juni-September) rata-rata 3000-3700 kg/trip, sedangkan Musim Barat dan Musim Peralihan hasil tangkapan cakalang umumnya kurang dari 2200 kg/trip. Nilai koefisien determinasi (R2) antara SPL dan klorofil-a terhadap CPUE sebesar 0.74 %. Pengaruh SPL terhadap hasil tangkapan lebih kecil dibandingkan klorofil-a. Daerah potensial penangkapan cakalang terdapat pada beberapa lokasi di Laut Seram (bagian utara Pulau Buru dan Pulau Seram) dan Laut Banda bagian timur di sekitar Kepulauan Key dan Tanimbar dengan lokasi yang sangat potensial untuk penangkapan ikan cakalang berada disekitar Kepulauan Key. | en |