Pemberian Mikrokapsul Sinbiotik dengan Dosis Berbeda melalui Pakan untuk Pencegahan Vibriosis pada Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)
Abstract
Vibriosis merupakan penyakit bakterial pada udang vaname yang disebabkan oleh bakteri genus Vibrio. Vibriosis merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian massal. Seiring dengan pelarangan penggunaan antibiotik pada budidaya udang vaname, maka upaya pencegahan penyakit yang telah dilakukan adalah dengan pemberian prebiotik, probiotik, maupun sinbiotik. Permasalahannya adalah pemberian sinbiotik dalam bentuk kultur segar dinilai tidak efektif, dan viabilitas selnya tidak bertahan lama. Kebutuhan ini menuntut adanya aplikasi sinbiotik agar menjadi lebih efektif, efisien dan dapat mempertahankan viabilitas selnya. Oleh sebab itu, metode mikroenkapsulasi diterapkan dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan dosis pemberian mikrokapsul sinbiotik yang terbaik untuk pencegahan vibriosis pada udang vaname. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober hingga Desember 2013. Penelitian ini terdiri dari dua tahap. Persiapan mikrokapsul sinbiotik yang dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB dan Laboratorium Pilot Plan SEAFAST (South East Asian Food Agriculture Science and Technology) Center IPB. Uji efektivitas pemberian mikrokapsul sinbiotik secara in vivo yang dilakukan di Laboratorium Kesehatan dan Lingkungan Balai Budidaya Air Payau Situbondo. Bahan penyalut yang digunakan adalah gabungan antara whey dan maltodekstrin. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan yaitu (Kontrol +, Kontrol -, dosis mikrokapsul sinbiotik 0.5% (A), 1% (B), dan (C) 2%) masing-masing diulang 4 kali. Udang vaname yang digunakan berukuran 2.43 ±0.26 g/ekor. Udang yang digunakan sebanyak 10 ekor pada setiap bak plastik. Hasil penelitian menunjukkan nilai total heemocyte count (THC) setelah 30 hari pemberian mikrokapsul sinbiotik dengan dosis 2% (perlakuan C) mengalami peningkatan lebih tinggi dibanding dengan kontrol. Peningkatan nilai THC mengindikasikan reaksi cepat imunitas udang vaname terhadap infeksi yang diberikan. Hasil pengamatan aktivitas phenoloxidase (PO) selama penelitian juga menunjukkan adanya peningkatan nilai PO setelah perlakuan pemberian mikrokapsul sinbiotik, terutama pada perlakuan C, yaitu pemberian mikrokapsul sinbiotik dengan dosis 2%. Peningkatan nilai PO menyebabkan kemampuan udang vaname dalam mengenali benda asing semakin baik. Demikian halnya pada hasil pengamatan differential haemocyte count (DHC), udang vaname yang diberi mikrokapsul sinbiotik dengan dosis 2% juga menunjukkan persentase sel granular yang lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pemberian mikrokapsul sinbiotik dengan dosis 2% mampu meningkatkan pembentukan sel granular, akibatnya kemampuan atau respon imun humoralnya semakin meningkat. Hasil pengamatan kelimpahan bakteri di usus pada udang vaname yang diberi mikrokapsul sinbiotik juga lebih tinggi dibanding dengan kontrol. Populasi bakteri di usus tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan C (dosis pemberian 2%) dengan nilai hingga 9 log CFU g-1. Pemberian mikrokapsul sinbiotik pada udang vaname dapat mempengaruhi komposisi mikroflora pada usus udang vaname yang ditunjukkan dengan populasi Bacillus NP5 RfR yang mencapai 6 log CFU g-1. Selain itu, dominasi Bacillus NP5 juga terbukti mampu menekan pertumbuhan bakteri Vibrio harveyi RfR pada usus udang vaname. Pemberian mikrokapsul sinbiotik dengan dosis 2% (perlakuan C) mampu meningkatkan sintasan udang vaname hingga 93±11.5%, dan menunjukkan laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya dengan nilai 2.98±0.42%. Pemberian mikrokapsul sinbiotik pada udang vaname juga mampu menekan penggunaan pakan, terlihat dari nilai nilai rasio konversi pakan, perlakuan C (dosis 2%) menunjukkan nilai rasio konversi pakan yang lebih baik dibanding perlakuan lainnya (1.26±0.19). Demikian juga bila ditinjau dari segi ekonomisnya, pemberian mikrokapsul sinbiotik dosis 2% (perlakuan C) mampu memberikan pendapatan yang lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya. Meskipun terdapat tambahan biaya untuk mikrokapsul sinbiotik, namun udang vaname yang diberi mikrokapsul sinbiotik mampu menekan biaya penggunaan pakan. Selain itu, penggunaan mikrokapsul sinbiotik juga mampu menunjukkan sintasan dan bobot udang yang lebih baik, sehingga produksi udang lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya dan berdampak pada peningkatan pendapatan.
Collections
- MT - Fisheries [3019]