Bioaktivitas Ekstrak Mahoni dan Identifikasi Jenis Isolat Botryodiplodia sp. Penyebab Mati Pucuk pada Bibit Jabon
Abstract
Penyakit mati pucuk pada bibit jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq.) yang disebabkan oleh fungi Botryodiplodia sp. telah menurunkan kualitas bibit dan merugikan para pegiat budidaya jabon. Saat ini pengendalian penyakit mati pucuk pada bibit jabon menggunakan fungisida nabati sangat minim. Mahoni (Swietenia macrophylla King.) merupakan salah satu potensi tumbuhan obat Indonesia yang ketersediaannya melimpah namun potensinya sebagai fungisida nabati belum diketahui terutama dalam mengendalikan patogenisitas isolat Botryodiplodia sp. Penelitian ini bertujuan mengukur bioaktivitas dan efikasi ekstrak mahoni secara in vitro dan mengidentifikasi spesies dari isolat Botryodiplodia sp. penyebab mati pucuk pada bibit jabon. Pengukuran bioaktivitas dan efikasi ekstrak mahoni dilakukan melalui teknik peracunan makanan, sementara identifikasi jenis berdasarkan karakter morfologi dan sekuensi DNA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara in vitro ekstrak metanol mahoni (daun, kulit buah, biji, kulit batang dan akar) dapat menghambat pertumbuhan isolat Botryodiplodia sp. dengan nilai persentase penghambatan terbesar dihasilkan oleh ekstrak biji mahoni. Uji in vitro efikasi ekstrak metanol dan air panas biji mahoni dengan berbagai taraf konsentrasi menunjukkan bahwa nilai penghambatan terbesar dihasilkan oleh ekstrak metanol pada taraf konsentrasi 50% dengan nilai penghambatan pertumbuhan isolat hingga 63.33%. Penghambatan pertumbuhan isolat Botryodiplodia sp. akibat ekstrak biji mahoni disebabkan oleh adanya perubahan morfologi hifa menjadi tidak normal yaitu berupa pengerutan dan perubahan arah pertumbuhan akibat degradasi dinding sel. Hasil identifikasi morfologis dan molekuler menunjukkan bahwa isolat Botryodiplodia sp. yang menyebabkan penyakit mati pucuk pada bibit jabon adalah Botryodiplodia theobromae Pat. teleomorf Botryosphaeria rhodina (Berk. & MA. Curtis). Sedangkan secara morfologis isolat B. theobromae dicirikan dengan konidia matang berdinding tipis, berseptat dengan ukuran 14.6 sampai 23.3 μm x 8.0 sampai 12.3 μm serta pada media kultur menghasilkan oozing berupa cairan pekat berwarna hitam pada permukaan koloni miselium. Pertumbuhan koloni isolat B. theobromae lebih optimum pada media kentang sukrosa (Potatoes Sucrose Medium).
Collections
- MT - Forestry [1419]