Evaluasi Penerapan Konsep Kota Hijau di Kota Tangerang Selatan
Abstract
Aktivitas yang terjadi di lanskap perkotaan menyebabkan berbagai masalah lingkungan. Kota Tangerang Selatan merupakan kota penyangga bagi Jakarta karena lokasinya memiliki berbagai permasalahan yang belum terselesaikan. Kota hijau atau kota berkelanjutan adalah kota yang diintegrasikan dengan lingkungan lokal yang menggunakan metode keberlanjutan dalam memproduksi energi, daur ulang air, membuang sampah, dan mengurangi polusi terhadap air, lahan, dan udara. Penelitian ini bertujuan memberi penilaian terhadap lanskap kawasan perkotaan khususnya di Kota Tangerang Selatan dalam menerapkan konsep kota hijau dengan melihat peran dari pemerintah, pengembang swasta, dan masyarakat serta mengukur tingkat kebahagiaan masyarakat. Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode survey lapang mengacu pada Asian Green City Index. Terdapat delapan kategori keberlanjutan dengan hasil evaluasi berupa kinerja Kota dalam menerapkan kota hijau adalah Energy and CO2 (42.40%), Land use and buildings (49.17%), Transport (51.15%), Waste (38.80%), Water (51.75%), Sanitation (47.96%), Air Quality (69%), dan Environmental Governance (66.9%). Hasil keseluruhan Kota Tangerang Selatan dalam menerapkan kota hijau adalah 52.15% dan kedudukan Kota Tangerang Selatan dalam tabel performa ada di rentang rata-rata. Tingkat kebahagiaan masyarakat diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara. Tingkat kebahagiaan masyarakat yaitu 40% sangat bahagia, 55% bahagia, dan 5% kurang bahagia.
Collections
- UT - Landscape Architecture [1258]