dc.description.abstract | Kerusakan hutan terus berlangsung di wilayah seluas 75.000 hektar yang dikelola oleh Perum Perhutani unit III Jawa Barat dan Banten. Penjarahan hutan di awal reformasi menyebabkan kerusakan lahan kritis 160.000 hektar. Perum Perhutani belum berhasil mengelola hutan dari aspek sosial, ekonomi, dan ekologi. Kerusakan hutan, selain masalah keamanan juga masalah sosial ekonomi. Kepadatan penduduk, kemiskinan, petani tanpa lahan menyebabkan terjadinya pembalakan liar, penjarahan, ancaman keamanan hutan. Penelitian dilaksanakan di BKPH Parung Panjang, KPH Bogor dan bertujuan: (1) mengetahui dampak PHBM terhadap aspek sosial, ekonomi, dan ekologi,(2) mendapatkan model kerja sama, partisipation, dan kelembagaan dalam PHBM. Acacia mangium merupakan tegakan yang dominan. Pemilihan sample dengan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan wawancara. Program PHBM dapat meningkatkan pendapatan tetapi belum bisa menyejahterakan masyarakat. PHBM dapat meningkatkan produktivitas kayu, mengurangi pencurian dan kebakaran hutan, sumber air di sekitar hutan juga berkurang.Partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan evaluasi rendah, tetapi di dalam pelaksaan tinggi. Pemberdayaan masyarakat belum optimal karena Perhutani lebih menekankan pada perlindungan hutan. | id |