Show simple item record

dc.contributor.authorYusfiandayani, Roza
dc.date.accessioned2014-11-19T06:53:14Z
dc.date.available2014-11-19T06:53:14Z
dc.date.issued2013-05
dc.identifier.issn0216-4841
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70251
dc.description.abstractTingginya aktivitas penangkapan ikan di perairan laut yang kedalamannya lebih kecil 200 meter berdampak terhadap produksi dan produktivitas hasil tangkapan nelayan. Untuk meningkatkan produksi, berbagai cara dilakukan yaitu dengan cara menggunakan bahan peledak dan bahan-bahan kimia. Penangkapan dengan cara demikian tentu saja merusak habitat ikan (destructive fishing). Salah satu cara untuk mengurangi kegiatan destructive fishing, yaitu perlu dilakukan upaya penanggulangan dengan memberikan informasi kepada nelayan mengenai usaha perikanan altematif dengan teknologi yang sederhana, murah dan dapat meningkatkan produksi nelayan. Salah satunya upaya tersebut adalah usaha perikanan dengan menggunakan rumpon. Pembuatan rurnpon ikan sebenamya adalah salah satu cara untuk mengumpulkan ikan, dengan membentuk kondisi dasar laut menjadi mirip dengan kondisi habitat ikan. Usaha pembuatan rurnpon merupakan solusi terbaik untuk meningkatkan hasil perikanan di laut. Fungsi rurnpon sebagai alat bantu dalam penangkapan ikan antara lain: sebagai tempat berkumpulnya ikan; sebagai tempat daerah penangkapan ikan dan sebagai tempat berlindung jenis ikan tertentu dari serangan ikan predator. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah memberikan suatu strategi untuk mengurangi aktivitas penangkapan ikan yang merusak lingkungan (destructive fishing), dengan suatu pengembangan perikanan rurnpon yang berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan dengan metode experimental fishing dengan melakukan operasi penangkapan ikan yang terkumpul menggunakan rumpon tali rafia. Kegiatan operasional menggunakan rumpon adalah kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan menggunakan alat bantu rumpon sebagai pemikat ikan dalam proses penangkapan ikan. Selama ini nelayan di Kepulauan Seribu tidak pernah menggunakan alat bantu dalam proses penangkapan ikan, hanya menggunakan alat tangkap seadanya yang mereka miliki. Untuk mengetahui keberadaan ikan, nelayan hanya mengandalkan pengalaman mereka dalam melaut tanpa mengetahui apakah daerah penangkapan ikan yang mereka tuju ada atau tidak ikan yang akan menjadi sasaran tangkap. Hal ini mengakibatkan pemborosan bahan bakar, serta hanya membuang waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah hasil tangkapan ikan menggunakan rumpon tali rafia lebih banyak yaitu 67 ekor dibandingkan penangkapan ikan yang tidak menggunakan rumpon hanya 17 ekor, sehingga rumpon tali rafia layak untuk dikembangkan.en
dc.language.isoid
dc.publisherMitra Bahari, Ditjend. KP3K KKP
dc.titleUji coba rumpon tali rafia sebagai alat pengumpul ikan di Pulau Karang Beras, Kepulauan Seribuen
dc.typeArticleen
dc.subject.keywordrumpon, tali rafia, Kepulauan Seribuen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record