Pengaruh Kondisi Fumigasi Terhadap Efektifitas Pewarnaan dan Keawetan Kayu Hutan Rakyat
Abstract
Dewasa ini, hutan rakyat telah banyak dikelola dengan orientasi komersial, dan dikenal sebagai penghasil kayu yang berpeluang tinggi menjadi produk bernilai tambah tinggi khususnya furniture seperti Karet (Hevea brasiliensis), Maesopsis (Maesopsis eminii), Sengon (Paraserianthes falcataria), Durian (Durio spp), Nangka (Arthocarpus sp). Rendahnya kualitas tampilan (warna pucat dan tidak seragam, corat serat kurang menarik) kayu rakyat tersebut maka perlu adanya upaya meningkatkan kualitas tampilan alaminya salah satunya dengan fumigasi. Penelitian bertujuan mendapatkan kondisi fumigasi optimum sehingga diperoleh hasil pewarnaan yang tahan terhadap cuaca dan daya tahan kayu hasil fumigasi terhadap serangan rayap kayu kering (Cryptotermes sp). Perlakuan meliputi fumigasi dengan larutan ammonia sebanyak 2, 4 dan 6 liter selama 1, 2, dan 3 hari pada 5 jenis kayu (mahoni, nangka, rambutan, mentang dan mindi). Hasil fumigasi menunjukkan bahwa fumigasi hanya mengubah warna kayu nangka, mahoni dan rambutan, sedangkan kayu menteng dan mindi tidak. Diduga kandungan tannin yang berbeda antar jenis kayu, menimbulkan reaksi berbeda terhadap fumigasi (ammonia). Warna tergelap kayu nangka dihasilkan fumigasi memakai 4 liter ammonia selama 3 hari, kayu mahoni 6 liter ammonia 2 hari dan kayu rambutan 4 liter 2 hari. Semua jenis kayu tidak tahan terhadap cuaca dan mengalami pelunturan warna. Kayu nangka, mahoni dan menteng hasil fumigasi memiliki mortalitas rayap kayu kering 100%, kayu mindi 83% dan kayu rambutan sebesar 89%.