Model Dinamik Pengukuran Kinerja Manajemen Rantai Pasokan Hortikultura dengan Pendekatan Balanced Scorecard
Abstract
Hortikultura berkontribusi terhadap PDB dengan rata-rata pertumbuhan 4,6% per tahun. Sayuran dataran tinggi merupakan produk hortikultura yang potensial dikembangkan di Indonesia. Penelitian bertujuan (1) Memilih produk sayuran unggulan dataran tinggi, (2) Mengkaji anggota rantai pasokan dan nilai tambah sayuran terpilih, (3) Merancang model dinamik pengukuran kinerja rantai pasokan hortikultura. Metode analisis data menggunakan metode perbandingan eksponensial (MPE), analisis deskriptif, metode hayami dan Balanced Scorecard. Berdasarkan MPE diperoleh tiga jenis sayuran unggulan yaitu paprika (12.236,33), lettuce (9.967,33) dan brokoli (8.272). Oleh karena itu, paprika dipilih sebagai objek penelitian, berlokasi di Desa Pasir Langu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung; yang merupakan sentra paprika terbesar di Indonesia. Anggota rantai pasokan paprika adalah petani, koperasi, pengumpul, pedagang, pemasok supermarket, hotel dan restauran, serta eksportir. Pasar paprika yaitu domestik (kota-kota besar di Indonesia) dan luar negeri (Singapura). Kemitraan terjalin antara kelompok tani dan mitra beli antara pengumpul dengan eksportir. Analisis nilai tambah dilakukan terhadap petani, bandar paprika dan koperasi. Petani anggota koperasi (40%) memperoleh nilai tambah lebih besar dibanding petani non anggota koperasi (28,8%). Nilai tambah koperasi 5,3% lebih rendah dibandingkan dengan nilai tambah bandar 24%. Model pengukuran kinerja berdasarkan pada perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pertumbuhan dan pembelajaran. Keempat perspektif tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya secara dinamis sehingga menghasilkan causal loop yang interdependen.